"Hai Sita," Panggil Aldo. Tapi sita masih melamun memikirkan hal yang mengganggunya.
"Sitaa..." Panggil Aldo sekali lagi.
"Eh, eh, iya. Akhirnya ada yang mau bantuin juga." Jawab Sita. Sadar dari lamunannya, dia langsung mengomel.
"Ya maaf, memang kemarin masih sibuk. Suerr...gak bohong. Bukan kayak Vivi yang suka bohong itu, jangan samain aku sama dia. "
"Terserah sih, kurang sedikit lagi juga selesai makalahnya."
"Ya udah, berarti power pointnya biar aku aja yang ngerjain. Tinggal masukkin poin-poin penting aja 'kan." Aldo berusaha untuk bertanggung jawab atas tugasnya.
"Iya, emang gitu aja." Jawab Sita singkat, ekspresi dan suara masih kesal.
Di sisi lain, Sita bersyukur masih ada teman satu kelompoknya yang mau membantu. Dalam hatinya bertanya-tanya, apakah dia bersikap terlalu kasar ketika berbicara dengan Aldo yang masih sadar dengan tugasnya. Soal Vivi, Sita tidak mau memikirkan dia terus-menerus. Sikap Vivi sudah jelas membuat Sita sangat kesal.
"Nanti waktu presentasi pakai laptopku aja Ta. Â Laptopnya udah gak rusak." Bicara Aldo.
"Ini jadinya cuma dua orang anggota kelompok aja yang ngerjain. Satu orang lainnya ngapain?"
"Masih mending dia mau setor materi, walaupun tulisannya berantakan dan maaf, isinya kurang jelas. Tadi aku coba cari materinya dia, aku tambahin sedikit biar agak jelas."Â