Mohon tunggu...
Efron Dwi Poyo
Efron Dwi Poyo Mohon Tunggu... -

Fanatik FC Bayern München. Mia San Mia

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menanti Kejatuhan EPL

23 Februari 2016   07:21 Diperbarui: 8 Mei 2016   13:22 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada awal 2015 saya mengunggah artikel pertama saya dengan judul “Mencari Pemimpin PSSI” di Kompasiana. Dalam artikel itu tidak ada cara lain untuk membenahi PSSI kecuali dengan membekukan PSSI. Ternyata benar! Sekitar dua pekan setelah tayangan artikel pertama saya itu PSSI dibekukan. Dengan dua skenario yang dipaparkan di atas saya meyakini skenario satu atau dua akan terjadi. Dua tiga tahun lagi EPL akan menghadapi kenyataan bahwa EPL dikurangi jatah tiketnya ke Liga Champions sehingga secara komersial kurang menjual. Dampak selanjutnya sponsor dan juragan yang berkepentingan dengan bisnisnya mengurangi gelontoran dana, bahkan hengkang dari EPL. Hanya dua tiga klub bertradisi kuat yang mampu bertahan.

Refleksi

Menurut pakar keuangan, Pribadi Agung Sujagad, di dalam EPL sudah bertaburan gelembung buih (bubbling) yang makin membesar yang tinggal menanti kepecahan gelembung buih itu. Kemeriahan EPL sebenarnya lebih pada parade artis asing yang bermain sepakbola, bukan parade atlet. Pada hakikatnya pembentukan sebuah liga untuk pengadaan tim nasional. Akan tetapi sponsor dan pemilik asing klub tidak peduli dengan pembinaan atlet lokal.

Data membuktikan prestasi Bundesliga sejalan dengan prestasi die Mannschaft. Demikian juga La Liga. Anomali terjadi pada EPL dan The Three Lions. Walau EPL berada di peringkat atas UEFA, nasib The Three Lions selalu tragis. Kita bisa menyaksikan pada perhelatan Piala Dunia 2014 Tim Tiga Singa ini tidak mampu lolos dari fase grup.

Fenomena Leicester City pada musim ini patut disyukuri. Lupakan sejenak klub-klub besar. Jika The Foxes menjuarai EPL, hal ini bukanlah kemenangan Leicester, melainkan kemenangan sepakbola. Leicester menebarkan pesan bahwa uang bukanlah segala-galanya dan uang tidak bisa membeli sepakbola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun