Mohon tunggu...
Efron Dwi Poyo
Efron Dwi Poyo Mohon Tunggu... -

Fanatik FC Bayern München. Mia San Mia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara Kopassus, SAS, dan Pasukan Delta

25 Januari 2016   08:43 Diperbarui: 25 Januari 2016   09:38 2104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SAS juga terkenal sebagai kesatuan yang memopulerkan senapan serbu MP5 (Maschinenpistole 5) buatan Heckler & Koch GmbH, Jerman, dalam Operation Nimrod 1980. Sejak itu senapan serbu H & K MP5 menjadi perlengkapan favorit pasukan khusus di seluruh dunia, termasuk Kopassus dan Kopaska. Aparat penegak hukum di banyak negara juga tidak ketinggalan menggunakan H & K MP5 tersebut.

SAS secara organisasi di bawah the United Kingdom Special Forces (UKSF) yang dipimpin oleh seorang direktur (DSF) yang setara dengan perwira tinggi bintang dua. DSF juga membawahkan seluruh pasukan khusus semua matra, tidak hanya SAS. DSF di bawah langsung menteri pertahanan.

Pasukan Delta, Amerika Serikat

Pasukan Delta atau yang populer dengan sebutan Delta Force bernama lengkap The 1st Special Forces Operational Detachment-Delta. Detasemen Delta atau Pasukan Delta berumur nisbi masih muda, karena dibentuk pada 1977 oleh Kolonel Charles Alvin Beckwith atas perintah Pentagon. Beckwith merupakan anggota the green berets veteran perang Vietnam. Ia meminta waktu dua tahun untuk membangun Pasukan Delta. Waktu dua tahun ini ditetapkan oleh Beckwith atas hasil konsultasinya dengan John Watts, seorang perwira senior SAS, yang mengatakan  bahwa perlu waktu 18 bulan untuk mencetak serdadu berkualifikasi SAS.

Dari namanya saja kita tahu bahwa kekuatan Pasukan Delta “hanya” satu detasemen atau satuan setingkat grup di Kopassus yang dikomandani oleh seorang kolonel. Pasukan Delta bermarkas di Fort Bragg. Para penggemar film perang nama Fort Bragg tentu tidaklah asing. Kolonel Samuel Trautman dan Sersan John Rambo pernah menghuni di Fort Bragg seperti diceritakan dalam film First Blood.

Pasukan Delta di bawah langsung USASOC (U.S. Army Special Operations Command), yang di bawah kendali USSOCOM (U.S. Special Operations Command). Lihat  http://www.kompasiana.com/efrondp/panglima-tni-berbeda-dari-panglima-di-amerika-serikat_54f90425a3331108168b4be1

Menurut penulis militer Sean Naylor jumlah personel Pasukan Delta tidak lebih daripada 1.000 orang, yang sepertiganya adalah para-komando, sedang dua pertiganya adalah personel pendukung yang sangat ahli pada bidangnya yang disesuaikan watak operasi. 

Operasional

Saya membayangkan (tentu dengan pikiran liar) operasi SAS dan Pasukan Delta sangat lentur karena dikomandani oleh perwira menengah. Sudah barang tentu saat beroperasi mereka bersalingtindak dengan gugus lainnya. Ini lentur dilakukan karena semua gugus yang terlibat di bawah kendali operasi (BKO) seorang perwira tinggi. Tentu saja SAS dan Pasukan Delta yang dikomandani oleh perwira menengah tinggal siap menunggu perintah perwira tinggi. SAS di-BKO oleh DSF, Pasukan Delta di-BKO oleh USSOCOM. Wilayah operasi mereka di seluruh dunia yang membutuhkan

Bagaimana dengan Kopassus? Tentulah menerapkan pola BKO yang mirip SAS dan Pasukan Delta. Misal, operasi Kopassus di-BKO oleh seorang Panglima Kodam, yang berbintang dua. Persoalannya Danjen Kopassus juga seorang jenderal bintang dua. Saya tidak tahu kenyataan di lapangan, tetapi secara logika saya membayangkan ada gesekan antara dua jenderal bintang dua ini. Juga, ancaman pertahanan sebesar apakah sehingga Kopassus sampai berkekuatan setingkat divisi?

Jika kita melihat kiprah Pasukan Khusus kebanggaan kita ini sangat padat ketika masih dikomandani oleh perwira menengah. Dari bertempur dengan para pemberontak, merebut Irian Barat lewat operasi naga yang legendaris itu, konfrontasi dengan Malaysia termasuk bertempur dengan pasukan SAS di Kalimantan bagian utara, sampai pertempuran penumpasan PGRS/PARAKU yang disebut teroris komunis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun