Pak Andar bercerita pada awal masa kerja pada 1960-an menjadi pendeta di GKI Samanhudi, Jakarta, merasa diperkaya oleh kehadiran warga gereja yang lesbian dan gay. Mereka terlibat penuh sebagai aktivis di berbagai bidang dan komisi, bahkan ada yang menjadi penatua.
Menurut data PBB, seperti yang dikutip oleh Pak Andar, satu dari sepuluh penduduk dunia adalah homoseksual yang bangunnya sama atau merata di semua negara, budaya, dan masyarakat atas atau pinggiran. Mereka merupakan bagian dari komunitas keluarga, sekolah, tempat kerja, dan gereja atau komunitas agama.
Orang homoseksual tidak meminta diperlakukan istimewa, namun mereka tidak mau diperlakukan secara nista. Heteroseksual dan homoseksual mempunyai hak yang sama untuk berpartisipasi dan berprestasi di segala bidang dan jabatan. Sejauh yang saya ketahui Pak Harto, mantan presiden yang dicerca banyak orang, memberi tempat seorang homoseksual untuk ambil bagian di pemerintahannya dengan menjadi menteri. Sepertinya Pak Harto memandang seorang pejabat negara lebih terhormat mengaku seorang homoseksual daripada berpoligami.
Pada penutup tulisannya Pak Andar bercerita tentang seorang wanita paruh baya berpakaian anggun berkata lirih kepada Pak Andar,”Kalau boleh memilih tentu aku mau jadi sepeerti kebanyakan perempuan lain. Hatiku perih ketika melihat teman-temanku sekelas mempunyai pacar, menikah, mengandung, dan melahurkan. Betapa aku ingin momong bayi. Siapa tidak ingin terlahir wajar? Aku tidak bisa memilih menjadi ini atau itu. Aku terlahir lesbian. Aku berontak kepada orang tuaku dan kepada Tuhanku.”
Wanita itu berhenti sesaat, lalu dengan wajah cerah cantik bertutur kepada Pak Andar,”Kemudian aku berhenti meratapi keadaanku. Aku belajar meratapi keadaan. Ternyata aku bisa berprestasi dan berteman dengan siapa saja. Sebagai dosen UI aku akrab dengan puluhan mahasiswaku. Di gereja aku anggota paduan suara. Aku pernah jadi juara tenis. Sekarang aku okay. Pokoknya okay.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H