Mohon tunggu...
Efri Cahyanti
Efri Cahyanti Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga / Freelancer

Senang dengan dunia anak dan berita. Suka menulis dan menambah pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mungkin Masakan Istrimu...

19 Februari 2024   00:49 Diperbarui: 19 Februari 2024   08:00 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin,

Masakan istrimu rasanya,

Ahh,,,, sudahlah tak terlalu enak, menunya pun itu-itu saja,,,,

Mungkin,

Masakan istrimu, 

Jangankan untuk melahapnya,,

Dari tampilannya saja pun sudah tak menggugah selera,,,

Mungkin,

Masakan istrimu,

Duhh,,, bagaimana mungkin bersemangat untuk menghabiskannya, 

Baru mencicipi sedikit saja, rasanya,,, ah sudahlah,,,

Jangan pandang dari tampilan masakan istrimu,

Jangan lihat dari seperti apa rasanya,,,

Tapi lihatlah,

Ada tangan yang terluka karena pisau yang dia gunakan untuk memasak,

Ada kulit yang terkena cipratan minyak panas,

Ada lengan yang pegal karena bergelut di dapur sembari menggendong sang buah hati,,,

Lihatlah dengan hatimu,,

Wanita yang tak ada ikatan darah denganmu, rela mengabaikan perawatan dirinya, demi untuk menyediakan makanan untukmu,,, melayanimu,,

Jangan pandang dari sepiring makanan yang tersaji,

Namun,

Lihatlah,

Ada wanita yang berpikir "Mau masak apa hari ini dengan uang yang tinggal segini?"

Jangan lihat dari olahan yang tak bervariasi,

Tapi lihatlah, ada kaki yang berjalan untuk membeli bahan pangan, dengan menggendong dan menggandeng darah dagingmu,

Kadang cuaca panas tak dihiraukannya

Hujanpun tak menghalangi langkahnya,,,

Demi untuk apa ?

Untuk menyediakan makanan yang katamu, "itu-itu saja dan tak menggugah selera"

Masakan istrimu, 

Mungkin bagimu tak istimewa,

Namun siapa tau, bisa jadi, itu adalah prestasi besarnya,

Menahan perihnya mengupas bawang,

Tangan yang panas karena mengolah cabai,

Gagal berulang kali karena tak ahli memasak,

Kamu tak tau, mungkin ada jutaan masakan yang hasilnya sungguh sangat menyedihkan, 

Yang sangat tak rela jika dia menyuguhkannya padamu,

Merasa begitu bersalah, dan malu untuk menunjukkan padamu,,

Kegagalan memasak yang dia telan sendiri,

Walau berkorban waktu,

Tenaga,

Pikiran,

Modal,

Jangan lihat dari "Kok jam segini baru ada makanan ini?"

Tapi lihatlah, ada mata yang semalam mungkin tak bisa terlelap karena tangisan bayi mungil belahan hatimu,,,

Mungkin ada leher dan pinggang yang teramat lelah hingga memerlukan sedikit waktu untuk rehat sejenak,,

Lihatlah,,, ada wanita yang rela meninggalkan impiannya, karirnya, keluarganya, teman-temannya, demi berdiam dirumahmu, melayanimu,,,,

Kamu mungkin hanya tau sederet daftar menu makanan,

Namun kau tak tau berapa harga bawang merah, bawang putih, minyak goreng, garam, ketumbar, lada, dan teman-temannya,

Sehingga, tolong,

Sekali lagi, tolong,

Jangan tanyakan "Uangnya habis untuk beli apa? Lha wong tiap hari juga masaknya cuma begini?"

Tolong jangan lontarkan pertanyaan yang menggores luka itu,,,,

Kau tak tau bagaimana ia juga terlalu bingung untuk mengatur kebutuhan belanja,

Sudahlah masakan yang disediakan tak disentuh,

Tak diberi ucapan terimakasih,

Malah dicecar dengan pertanyaan yang memilukan hati,,,

Yaa,,,

Mungkin masakan istrimu terlihat teramat sangat sederhana sampai tak membangkitkan selera,

Namun, pernahkah kau berpikir entah berapa kali dia harus urungkan selera makannya hanya demi bisa menyajikan makanan kesukaaamu ?

Pernahkan kau berpikir bahwa ada seorang yang tiap hari memutar otak untuk tetap bisa menyediakan makanan dengan budget yang harus dicukup-cukupkan ???

Masakan istrimu,

Membayangkan saja, mungkin sudah membuatmu berpikir untuk lebih baik membeli makanan siap santap saja,,

Namun, segala perjuangan dan keikhlasan yang dilakukan oleh istrimu untuk menyediakan masakan dari tangannya itu, bisa jadi itu bernilai pahala umrah baginya,

Sementara hatimu, 

Yang kurang bisa menghargai masakan istrimu,

Yang kurang bisa ridho dengan kekurangahlian istrimu dalam menyediakan makanan untukmu,

Yang mencela masakan istrimu,

Dan tidak bersyukur atas apa yang telah diupayakan oleh istrimu,

Sungguh itu bukanlah sebuah kebaikan,,,

Masakan istrimu,

Mungkin belum bisa menggembirakan hatimu dan memuaskan laparmu,

Tapi tindakan terbaikmu dalam menyikapi pelayanan istrimu, sungguh bukan hanya menggembirakan dirinya, namun juga akan menggembirakan dirimu sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun