"Manusia suka aneh.," , tiba-tiba bapak warung makan mendekatiku. Dan berkata. "Manusia diberi kehidupan selama 11 bulan," lanjutnya. "11 bulan bisa mereka gunakan untuk mencari bekal kehidupan dunia. Seharusnya 1 bulan di Ramadhan ini, manusia bisa lebih fokus untuk beribadah. Hanya satu bulan. Namun masih digunakan untuk memaksimalkan cari uang. Padahal sebelas bulan sebelum Ramadhan pun sudah setiap hari cari uang. Seharusnya itu sudah cukup", beliau menasihatiku.
"Eh iya pak," ucapku singkat sambil tersenyum, walau hati ini hancur seperti gerobag daganganku yang sudah porak poranda, aku hampir tak bisa berkata-kata.
Ada benarnya juga yang dikatakan bapak itu. Mungkinkah ini teguran dari Allaah agar aku bisa lebih fokus beribadah? Namun, bukankah mencari rezeki halal juga ibadah?
"Mbak, itu mas nya datang," ucap bapak warung makan. Memecahkan lamunku.
Kulihat ke arah gerobak dagangan. Ternyata mas Tri yang sedang mengendarai motor mulai mendekat ke arah gerobag dagangan es buahku. Dia mengenakan jas hujan yang basah kuyup. Mukanya pun basah, terlihat begitu kedinginan.
Aku segera bangkit dan berpamitan ke bapak warung makan untuk menuju ke gerobag. Hujan sudah mulai reda. Aku berjalan mendekat ke arah gerobag menggunakan payung. Mas Tri pun menghentikan motor didekat gerobakku.
Aku dan mas Tri merapikan gerobag daganganku yang porak poranda. Hatiku begitu hancur dengan keadaan ini. Namun mas Tri menguatkanku.
Disaat seperti ini justru mas Lesmana sedang tak ada disini. Seandainya dia datang tentu dapat menghangatkan suasana. Aku tak memberi kabar ke mas Lesmana tentang yang aku alami saat ini. Khawatir ini justru akan menambah beban pikirannya. Aku tak mau hati dan pikiran nya yang sedang sedih akan bertambah lebih rapuh dengan mengetahui kejadian ini.
____
Aku sampai dikontrakkan. Seperti biasa suasana sepi, hening, sendiri. Seperti ada yang kurang hari ini. Mas Lesmana biasa menyempatkan menyapaku tiap hari. Hadir ke lapak dagangku, membelikan aku makan malam. Namun malam in semua itu tak ada. Aku segera membersihkan diri yang begitu terasa dingin terkena air hujan. Rasanya ingin segera istirahat setelah ini. Tadi, sebelum sampai kontrakan Mas Tri mengajakku untuk makan bersama.
Aku sengaja tak menghubungi mas Lesmana terlebih dahulu khawatir situasi dan kondisinya kurang pas. Namun seharian ini tak ada kabar apapun darinya. Sekedar pesan singkat pun tak ada.