Malam tadi, dia menjawab pesanku dan selanjutnya, malam minggu kami terwujud. Sebelum itu, langit dengan awan tipis yang menyelimuti bisa saja mengubah nasib.
Terlepas dari perkara gerimis yang tidak mau meronta, rencana awal pertemuanku dengan Linda tidak akan berubah.
Setelah siap dari dandanannya, dia keluar dari gerbang kost.
"Mau kemana kita?" tanya Linda.
"Tempat biasa"
"Yang biasa mana lagi ini? Jangan ke tempat aneh-aneh."
"Nggak mungkinlah, ke kafe yang di Setiabudi."
"Sekalian aja ke Dr Mansyur kalau gitu, ke sana aja," kata Linda memintaku untuk mengubah tempat yang aku tawarkan.
"Ada apa di sana."
"Siapa tahu berubah pikiran kau pas lihat USU," katanya sebagai pesan pengingat bahwa perkara kepergianku ke Malang adalah topik yang harus dibicarakan.
Kegelapan sore menyapu jalanan Medan yang lembab. Segalanya terasa luar biasa.