Mungkin berpacaran adalah definisi yang terdengar terlalu kaku untuk menggambarkan kami.Â
Akan tetapi, menyebutnya sebagai teman dekat merupakan sesuatu yang aneh karena memang kami tidak mau mengesankan adanya kelonggaran.
Siang ini, aku memintanya melalui pesan singkat agar bertemu sepulang sekolah di lorong menuju kantin. Dia bergegas lebih cepat menata barang di mejanya sambil memperhatikan di sekitar.
"Sudah baca? Hasilnya gimana?" tanya Linda kepadaku.
"Aku belum baca, tapi Pak Alvin tadi di kelas sudah ngasih tahu."
"Lalu, gimana?"
"Diterima."Â
Aku menjawabnya dengan jeda beberapa saat, memikirkan bagaimana tanggapan dia akan mendengarkan nada konyol di luar perkiraan.
"Wih, baguslah. USU kan?"
"Ngga. Di Jawa."
Enam bulan lamanya aku dan Linda merajut asmara secara diam-diam sampai tiba masa kelulusan kami dari SMA.