Saya kemudian menelusuri satu per satu kata kunci tersebut dengan mengetik langsung di Google. Hasilnya, terdapat kata kunci yang ditarget tidak "nyambung".Â
Dia ingin menargetkan kata kunci: kafe rooftop di Tangerang. Pemilik ini mengira orang-orang yang mengetik kata kunci tersebut adalah pelanggan potensialnya. Padahal, tidak demikian menurut Google.Â
Hasil pencarian Google mengkategorikan kafe rooftop di Tangerang sebagai kata kunci dengan maksud pencarian investigasi komersial.Â
Jadi, semua artikel yang tampil di halaman pertama memuat daftar rekomendasi kafe di Tangerang. Anda bisa melihat gambar di bawah ini.
Google menyediakan informasi tersebut supaya pengguna memiliki pilihan untuk menentukan kafe mana yang ingin mereka kunjungi.Â
Ini akan sulit untuk website kafe, yang punya intensi navigasi atau transaksi, mengangkat brand atau berjualan langsung, muncul di halaman pertama.
Cara mengecek maksud pencarian itu mudah. Anda bisa mengetik langsung di Google dan melihat bagaimana tipe artikel yang tampil di halaman pertama. Cara lainnya, bisa menggunakan platform Semrush.Â
Alternatif yang dapat diberikan kepada pemilik kafe adalah mengoptimasi Google Bisnis.Â
Atau, dia dapat menghubungi pengelola atau pemilik website yang tampil di halaman pertama untuk bekerja sama memasukan nama kafenya dalam list rekomendasinya.
Pakai teknik grey hat pun rasanya percuma.Â