Wataknya yang keras kepala itu menular di PSG. Pemecatan Thomas Tuchel dari kursi pelatih pada tahun lalu muncul setelah perselisihan keduanya mengemuka di media.
"Tuchel harus memahami betapa rumitnya situasi. Klub telah melihat penurunan lebih dari 100 juta euro dalam pendapatan dan juga harus mematuhi aturan Financial Fair Play."
"Klub dan saya benar-benar tidak senang dengan komentarnya tentang kurangnya pemain. Jika seseorang tidak bahagia, dia harus pergi," kata Leonardo pada Oktober 2020, dikutip dari Marca.Â
Tanggapan itu keluar setelah Tuchel memberikan komentar di media massa tentang lemahnya skuad PSG setelah kekalahan di final Liga Champions.Â
Tuchel sangat menyayangkan kepergian Edinson Cavani dan Thiago Silva padahal mereka telah berkontribusi banyak terhadap klub.
"Saya tidak tahu apakah saya pelatih, menteri olahraga, politisi olahraga," kata Tuchel usai pemecatan dirinya.Â
Ia menilai, melatih PSG menjadi rumit karena nuansa "politis" sangat kentara di sana. Â Tampaknya, kekecewaan Tuchel mengarah pada perselisihan di antara mereka.Â
Ketika Tuchel sukses mengantar Chelsea sebagai juara Liga Champions 2020-2021, Leonardo tidak menaruh perhatian atas pencapaian tersebut, meski dalam wawancara dengan media ia mengaku senang.
"PSG membuat pilihan bagus [untuk melepaskannya]. Ini adalah masa lalu di klub. Thiago Silva juga, senang melihatnya, walau dia cedera," kata Leonardo.
Saat ini, fokus Leonardo terpusat pada upaya perpanjangan kontrak Kylian Mbappe yang terus dibayangi Real Madrid.Â
Meski Leonardo sudah mengultimatum Mbappe untuk memberikan jawaban pada Maret lalu, namun tanda tangan perpanjangan kontrak tidak juga ditorehkan Mbappe.Â