Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Konflik Laut Inggris-Prancis, Ikan pun Bingung Melihatnya

9 Mei 2021   19:13 Diperbarui: 9 Mei 2021   19:45 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang Inggris memandang tindakan keras layak diberikan menghadapi Eropa. Daily Mail, media lokal Inggris menuliskan tajuk "Our New Trafalgar," yang merujuk pada pertempuran 1805. 

Trafalgar adalah pertempuran AL Inggris ketikan menaklukan AL Prancis dan Spanyol yang akhirnya membangun supremasi kelautan Inggris.

New York Times mencatat, konflik tentang penangkapan ikan memang sudah lama memicu ketegangan antara Inggris dan negara tetangganya. 

Sebelumnya, pada 1950 hingga 1970-an, Inggris bertikai dengan Islandia yang dikenal sebagai cod wars (perang ikan kod). Sebanyak 37 kapal Royal Navy dimobilisasi untuk melindungi kapal nelayan Inggris di perairan yang disengketakan.

Membayangkan terjadinya perang terbuka di laut akan memperlihatkan betapa konyolnya hidup manusia, ketika musuh nyata saat ini virus corona belum mampu ditaklukan.

Pengerahan kapal perang akan membuka luka lama dalam sejarah Inggris dan Eropa di masa lalu. 

Tetapi, ini lebih bernuansa politik untuk menaikan sentimen rakyat. Pada Sabtu kemarin, PM Boris Johnson yang sekarang menghadapi pemilihan, mencuitkan ajakan untuk menghormati veteran mereka yang disebutnya memberikan perdamaian kepada jutaan manusia dengan menyertakan tagar #VEDay.

"We owe everything we most value to the generation who won the Second World War. Because of their victory 76 years ago millions today live in peace. We remember and salute them. #VEDay."

"Kita berhutang segalanya, kita menghormati generasi yang memenangkan Perang Dunia Kedua. Karena kemenangan mereka 76 tahun yang lalu, jutaan orang saat ini hidup dalam damai. Kita mengingat dan memberi hormat kepada mereka," tulis Boris.

Namun, mantan Dubes Prancis untuk AS, Gerard Araud, mengatakan, masalah yang terjadi di Jersey memiliki subteks lebih dalam, ungkapan marah dan kehilangan Prancis atas lepasnya Inggris dari Uni Eropa. 

Selama di Uni Eropa, Inggris telah lama memainkan peran khusus sebagai kekuatan nuklir dan anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki perhatian AS. Keluarnya Inggris membuat Prancis dan Jerman harus menguatkan aliansi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun