Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sudah Saatnya Menyediakan Pendidikan Kedokteran yang Murah untuk Anak Bangsa

3 Mei 2021   17:39 Diperbarui: 3 Mei 2021   17:51 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dokter dan pasien. (Foto: Anthony Shkraba/Pexels)

Akan tetapi, kita memerlukan rasa sakit itu untuk menumbuhkan kesadaran akan diri sendiri. Rasa jengkel dalam batas wajar juga diperlukan supaya jiwa terbangun dan otak bereaksi untuk berpikir.

Tatkala pandemi Covid-19 adalah masalah dan sumber dari rasa jengkel, timbul pertanyaan, bagaimana mengelola ketakutan ini supaya bermanfaat di masa depan?

Pengetahuan itu mencerahkan. Filsuf Socrates mengenalkan dialektika. Kita juga bisa mendekati pengetahuan itu melalui pengamatan kausal yang diajarkan Aristoteles.

Ia mengenalkan empat penyebab: penyebab material, penyebab formal atau bentuk, penyebab penggerak atau agen dan penyebab akhir yang mempertanyakan untuk apa sesuatu itu dilakukan?

Seperti Aristoteles, kita pun pernah bertanya dari mana asal virus ini ada? Bagaimana bentuknya? Pertanyaan menantang yang sama seriusnya dengan upaya kita mencerna dan mengidentifikasi informasi sebagai informasi benar, salah atau malahan hoax.

Di sini, kita dapat mendengarkan penjelasan ahli yang memaparkan dengan kapasitas pengetahuan luar biasa dan pertanggungjawaban. Salah-salah ucap, ini bisa berakibat fatal untuk keselamatan orang.

Hanya saja, seberapa banyak ahli kesehatan di Indonesia? Jumlahnya tak banyak. Demikian pula tantangan terhadap jumlah tenaga kesehatan. Rasio dokter di Indonesia termasuk yang terendah kedua di Asia Tenggara, sebesar 0,4 dokter per 1.000 penduduk, sedangkan negara tetangga Singapura memiliki 2 dokter per 1.000 penduduk, mengutip laporan Katadata.

Artinya, kita masih memiliki tugas besar dalam memperbaiki sistem kesehatan.

Orang-orang berargumen bahwa kepatuhan adalah jalan terbaik untuk mengakhiri pandemi Covid-19. Manakala seluruh rakyat Indonesia patuh melaksanakan anjuran pemerintah, maka bencana akan selesai. Gagasan yang terlalu sempurna.

Toh, keadaan saat ini tampak nihil yang menyebabkan keputusan terakhir tergantung pada individu sendiri. Masalah bersama justru dikembalikan pada masalah individu.

Namun, persoalan hari ini cukuplah hari ini. Ada masa depan yang harus disemai indah. Dan kita perlu menyiapkannya sejak sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun