Beberapa orang mengira ramalan si bayi bisa jadi terbukti.Â
Media lokal akhirnya memberitakan kabar mengenai si bayi adalah isapan jempol belaka. Tak ada bukti-bukti kuat untuk menemukan keberadaan si bayi yang disebut dapat berbicara sesaat ia terlahir ke dunia.
Kabar itu sangat menghebohkan. Apalagi, gempa dan tsunami menyisakan trauma cukup besar sehingga apapun informasi yang diterima tentu sangat mempengaruhi pikiran.
Mengapa cerita-cerita mistis berkembang luas dan dipercayai oleh sebagian orang?
Hal pertama yang sekiranya dapat menjelaskan masalah adalah awetnya takhayul dan mitos dalam norma masyarakat.
Adanya takhayul bukan saja terjadi di Indonesia. Banyak negara dan komunitas memiliki keyakinan tentang kehidupan di luar realitas. Cerita-cerita takhayul juga diyakini warga di negara-negara maju seperti Eropa Barat dan Amerika.
Dua ahli biologi dari Universitas Pennsylvania, AS, Bryce Morsky dan Erol Akcay, mengatakan, kepercayaan orang terhadap takhayul bisa menjadi mapan dalam norma sosial masyarakat.
Sebagai ilustrasi, kendaraan di persimpangan jalan. Ketika lampu merah, orang menghentikan kendaraannya, sementara lampu hijau menjadi sinyal bagi pengendara untuk bergerak maju. Ini sesuatu yang lumrah kita lewati.
Andaikan lagi, ada pengendara sepeda yang menerobos lampu merah, lalu secara tiba-tiba ia berhenti di tengah persimpangan karena melihat ada kucing hitam berdiri di sana.
Dari sini, penilaian orang akan berbeda. Sebagian orang beranggapan pesepada itu berhenti supaya menghindari tabrakan dengan kucing.Â
Sedangkan orang lain mungkin berpikiran bahwa si pesepeda berhenti karena mempercayai takhayul untuk berhenti ketika melihat kucing hitam. Jika dipikir dengan rasional, warna kucing jelas tak punya kaitan sama sekali dalam berlalu lintas.