Akhirnya, Munchen mulai bernapas lega pada menit ke-37. Pertahanan Paris sukses dijebol. Choupo Moting mencetak gol hasil umpan silang Pavard untuk memperkecil ketertinggalan. Skor 1-2 untuk keunggulan sementara Paris menutup babak pertama.
Bermain di kandang sendiri, Munchen tentu tak ingin dipermalukan. Apalagi sebagai juara musim lalu, mereka punya ambisi untuk mempertahakann gelar tersebut.Â
Memasuki babak kedua, Munchen tak mengendorkan tempo permainan. Mereka semakin brutal melakukan percobaan tembakan ke gawang Navas.Â
Hasil tak mengkhianati usaha. Muller berhasil menciptakan gol penyeimbang pada menit ke-60 menyambut umpan dari tendangan bebas Kimmich yang melengkung masuk ke kotak penalti.
Tetapi, Paris bukan lawan sembarangan. Dari lini belakang sampai lini depan, pemain-pemain Paris bertalenta tinggi. Meski ditinggal Marquinhos yang ditarik keluar lapangan, pertahanan Paris masih tetap rapat untuk mencegah gawang mereka dari kebobolan.
Kerasnya serangan harus diimbangkan dengan pertahanan yang keras. Kimpembe dan bek lainnya tak peduli apa yang akan terjadi. Siapapun pemain Munchen yang sekiranya mengambil ancang-ancang serangan, mereka wajib untuk menyambar dan mematahkan serangan itu, bahkan harus melakukan sliding tackle di kotak penalti yang rawan sekalipun.
Sementara di lini depan, Paris memiliki Draxler, Mbappe, Neymar dan Di Maria siap menyambut serangan balik. Terbukti, Mbappe menyarangkan gol keduanya untuk keunggulan Paris 3-2 atas Munchen.
Keunggulan Paris bertahan sampai wasit membunyikan pluti menutup jalannya pertandingan. Paris membuka peluang untuk lolos ke semifinal. Berkat dua golnya, Mbappe dinobatkan sebagai man of the match.
Permainan efektif dan efisien
Dari segi permainan, Munchen sangat mendominasi jalannya pertandingan. Laga ini sekilas mengingatkan pada laga final Liga Champions tahun lalu yang sama-sama mempertemukan Paris dan Munchen.Â
Munchen boleh saja menguasai jalannya pertandingan. Secara statistik, klub Bavaria ini tampil perkasa, mencatatkan 61 persen penguasaan bola, sedangkan Paris hanya 39 persen.Â
Belum lagi banyaknya tembakan ke gawang. Munchen sepanjang pertandingan menyodorkan 31 kali percobaan tembakan ke arah gawang dengan 12 tembakan tepat sasaran.Â