Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tu Quoque Fallacy, Ungkit Masa Lalu Orang, Kebenaran pun Hilang

23 Februari 2021   16:08 Diperbarui: 23 Februari 2021   16:35 1245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi debat. (Foto oleh Keira Burton dari Pexels)

Ternyata, setelah diamati oleh pengamat, upah minimum memang naik tapi tidak dengan upah riil. Si penguasa memang konsisten atas beberapa proporsi kebenaran, tetapi tidak untuk hal lain. 

Bedanya, politik itu selalu diandaikan pada komitmen. Keyakinan mendahului kebenaran. Demi keberlanjutan, hubungan penguasa dan rakyat dimasukkan dalam sebuah kontrak sosial, kontrak politik, atau gentlemen's agreement yang lebih rigid. 

Kekeliruan tu quoque umum terjadi di ruang percakapan media sosial. Ada kebingungan membedakan kritik, fitnah, merendahkan martabat, dan sebagainya. 

Bagi saya, kritik sehat adalah ia yang dilandaskan oleh keinginan untuk menemukan pengetahuan baru. Jika menutup diri terhadap hal-hal faktual, di situlah akan terus mengulangi kekeliruan entah sampai berapa kali ganti musim.

Si adik tadi misalnya, ketimbang menyalahkan masa lalu kakaknya, dia dapat membuka diri untuk mendengarkan pengalaman kakaknya. Dari situ, ia akan menemukan pelajaran berharga dan detil-detil sebagai perbaikan ke depan.

Atau seperti tadi, membuka kebenaran baru. Bisa jadi si kakak ternyata menganggur lama karena selama ini mengerjakan usaha melalui e-commerce yang tidak pernah diketahui si adik. 

Dengan kata lain, kita harus mampu merawat akal sehat. Talk is cheap and lies are expensive. I'm a walking contradiction...


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun