Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kunjungan ke Pacitan, Pak Jokowi dan Pak SBY Itu Bertetangga

15 Februari 2021   20:42 Diperbarui: 15 Februari 2021   21:59 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Presiden Joko Widodo meresmikan bendungan Tukul di Pacitan, Jawa Timur, pada 14 Februari 2021, perhatian orang tertuju kepada Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

Bendungan Tukul sejatinya memiliki manfaat untuk penyediaan air baku, irigasi, pengairan sawah dan pengendalian banjir. Kesejahteraan masyarakat diharapkan dapat terangkat naik.

Akan tetapi, publik lebih tertarik membahas peresmian bendungan tersebut sebagai bentuk penyampaian pesan politik. Tarikannya dibawa dari persoalan upaya 'ambil alih paksa' Partai Demokrat. 

Ketum Partai Demokrat Agus Yudhoyono kala itu sempat berkirim surat kepada Presiden Jokowi. 

Ia ingin meminta klarifikasi lantaran orang penting di Istana diduga turut terlibat yang belakangan ini menyinggung Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. 

Namun surat tidak dibalas karena menyangkut isu internal partai. 

Pentas politik pun berlanjut. Media sosial sempat tersesak adu argumen warganet untuk mencari tahu banyak mengenai hal tersebut. 

Partai Demokrat tidak dapat dilepaskan dari sosok SBY yang sekarang menjabat Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sekaligus pendiri partai berlogo bintang Mercedes tersebut.

Pacitan sendiri adalah kampung halaman SBY. Daerah di ujung barat Jawa Timur ini sudah melekat lama untuk menceritakan sosok Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut.

Di Pacitan pula akan berdiri Museum dan Galeri Seni SBY-ANI untuk menjelaskan posisi SBY dan tanah kelahirannya.

Bagaimanapun komunikasi politik mensyaratkan tindakan aktif. 

Pembacaannya mencakup lebih dari satu dimensi, termasuk sosial dan budaya. Apalagi Pak Jokowi dan Pak SBY adalah orang Jawa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan.

Telaahnya bisa sangat luas dan mendalam karena kemajemukan masyarakat Indonesia.

Saya kali ini tertarik untuk melihatnya secara universal. 

Kunjungan Pak Jokowi ke Pacitan seperti memperlihatkan dirinya bertetangga dengan Pak SBY.

Biarpun Pacitan terletak di Jawa Timur, jangan bayangkan lokasinya jauh dari Jawa Tengah. 

Daerah ini justru lebih dekat dengan Solo, kampung halaman Pak Jokowi, ketimbang Ibu Kota Surabaya. 

Waktu tempuh Solo-Pacitan kurang lebih tiga jam.

Selepas dari Pacitan, Pak Jokowi menyempatkan waktu untuk berziarah ke makam orangtua di Karanganyar. Memang dekat.

Di tingkat masyarakat juga demikian. Dalam keseharian, warga dua daerah ini saling terhubung, salah satunya berkat bus Aneka Jaya yang saban hari berangkat Solo-Pacitan pulang pergi.

Jadi, kehidupan harmonis itu sudah terjalin lama, saling mengisi dan tolong-menolong untuk mendorong roda perekonomian dua wilayah, umpamanya tenaga kerja. 

Paling tidak Pak supir dan awak bus mendapatkan nafkahnya karena Solo-Pacitan. Mau wisata ke Pantai Teleng Ria di Pacitan, bisa menumpang bus ini.

Namanya tetangga. Jangan sampai beda pilihan politik membuat kehidupan bertetangga malah tidak akur.
Kompas.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun