Menurut Dillian, penurunan komisi bukan masalah besar untuk para pialang. Itu hanya sebagian kecil dari pendapatan mereka. Mereka masih memperoleh pendapatan besar yang umumnya berasal dari margin bunga bersih, pinjaman sekuritas, lesser extent dan pembayaran.
Komisi nol dianggap bagus sebagai alat pemasaran untuk mengajak banyak orang membuka akun, tetapi gagal untuk memikirkan dampak perilaku perdagangan saham bebas.
"Ketika ada sesuatu yang gratis, orang cenderung mengonsumsinya secara berlebihan," kata Dillian.
Kenyamanan adalah kado awal kepada pengguna baru yang awam pengetahuan dan pengalaman investasi.
Namun, pada masa depan yang tidak terduga setelahnya, itu berakhir buruk sebab aset yang diperdagangkan Robinhood termasuk produk paling berisiko, menurut analisis perusahaan riset Alphacution kepada The New York Times, dikutip dari CNBC Indonesia.
Dillian memberi contoh lainnya untuk menilai perilaku manusia akibat perkara gratis ini. Dalam suatu pertandingan bisbol lokal, panitia memberikan pizza gratis kepada para penonton yang mampu mengeluarkan teriakan paling keras (pizza scream).
Semua pun berubah menjadi gemuruh. Dillian mengatakan mereka yang berteriak kencang tersebut pada kenyataannya tidak mendapatkan pizza karena sang maskot memberikannya kepada anak kecil.
Bagi Dillian, daripada berteriak, mereka dapat membeli pizza tersebut dengan harga 1 Dollar AS. Ini akan menghentikan semua jeritan penonton.
Ada tafsiran berbeda atas kondisi tersebut. Di satu sisi, penonton mungkin merasa nyaman karena tidak mendengar kebisingan, namun di sisi lain, justru warna-warni pertandingan menjadi hilang.
Kita menemukan gambaran bahwa sesuatu yang gratis cenderung membuat orang mengonsumsinya secara berlebihan. Untuk perdagangan saham, hasil buruknya telah dipertunjukkan Robinhood.
Apa hubungannya dengan berita gratis?