Akhir-akhir ini, ruang percakapan di dunia maya menunjukkan pergolakan tentang siapa sebenarnya yang cocok mengomentari kasus-kasus tertentu yang terjadi di sekitar kita.
Penulis mengambil contoh, pekan lalu, YouTuber Vincent Hulu menayangkan video analisis kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182. Penuturannya begitu vokal seolah memperlihatkan kecakapan dia dalam mengurai struktur masalah dan faktor penyebabnya.
Dalam penjelasannya, dia memasukkan peristiwa stall dan gaya gravitasi sebelum berkesimpulan pesawat Sriwijaya Air "bisa selamat ketika melakukan pendaratan darurat di atas air dengan posisi pesawat sama seperti ketika mendarat di atas daratan".
Sebagai pendengar, penulis merasa sukar untuk menerima penjelasan yang diceritakannya walaupun ia menyampaikan optimisme untuk keselamatan di dunia penerbangan.
Pendapatnya mudah dicerna dan dipahami, namun memiliki kekeliruan fatal dalam menjabarkan stall sebagai sebuah benda dan pengaruh gaya gravitasi.
Dia semestinya harus bersabar menyampaikan kesimpulan dengan tidak mendahului kerja tim investigasi yang saat ini terus mencari bukti-bukti lengkap untuk menyimpulkan penyebab kecelakaan pesawat.
Video tersebut akhirnya diketahui Kapten Vincent Raditya, pilot sekaligus YouTuber dunia aviasi yang membalas dengan video klarifikasi, 23 Januari 2021.
Kapten Vincent terlihat heran mendengar penjelasannya sebelum mengupas satu per satu penjelasan Vincent Hulu.
"Imbauan saya bagi kalian semua untuk tidak gampang percaya dengan orang-orang yang mengaku dirinya kompeten di bidang yang dia sendiri tidak pernah terjun,"Â ucap Kapten Vincent sebelum memulai analisisnya atas video Kapten Vincent Hulu.
Siapakah Vincent Hulu ini? Rekam jejaknya tidak diketahui luas dalam dunia aviasi sehingga sangat diragukan untuk mengomentari teknis masalah dunia penerbangan. Kini, videonya tidak kelihatan lagi di YouTube.