Namun, bila mahasiswa harus dipaksa untuk kembali mengurung diri, ini sama saja mengembalikan mereka masuk ke dalam lubang maut yang sama menghadapi masalah kesehatan mental.
Angin segar itu akhirnya tiba. Selalu ada jalan untuk menyelesaikan masalah.
Macron menyampaikan mahasiswa memiliki hak untuk bertemu sehari dalam sepekan, meski penerapannya nanti cukup sulit.
"Yang saya inginkan, aturannya harus dibuat sederhana, itu akan disiapkan bersama pihak universitas," kata Macron.
Kuliah tatap muka juga diperkirakan belum dapat disiapkan pada semester kedua. Kemungkinan mahasiswa dapat melaksankan kegiatan tatap muka bersama dosennya secara normal pada tahun depan.
Solusi lainnya, kemungkinan pada akhir bulan, semua mahasiswa non-beasiswa dan internasional bisa memperoleh akses menyantap makanan dua kali dalam sehari seharga satu Euro di kantin kampus.
Dan pada awal Februari, mereka yang membutuhkan layanan cek psikologi akan dibantu agar mudah mengakses layanan kepada psikiater dan psikolog. Mekanismenya bagaimana, ini sedang digodok.
"Kecemaasan mahasiswa seharusnya tidak menjadi hal tabu," kata Presiden Macron dikutip dari Ouest France.
Kecemasan itu adalah kondisi yang dapat muncul dalam waktu-waktu tidak terduga bagi tiap manusia.Â
Di Indonesia, kuliah jarak jauh secara daring akan tetap berlangsung, terlebih pemerintah memperpanjang kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari 26 Januari sampai 8 Februari 2021.
Di antara persoalan yang saat ini diprioritaskan, masalah kesehatan mental tidak sekurang-kurangnya harus menjadi perhatian bersama. Â Â