"Untuk membantu kami dalam Covid-19 ini, kami memiliki insentif kurang lebih 150 Euro (setara Rp2,5 juta) di bulan Desember. Tetapi ini percuma karena biaya hidup cukup mahal terutama di kota-kota besar."
"Saya akan memberikan contoh, saya mahasiswa di Lyon dan untuk apartemen ukuran 10m2, biaya per bulan rata-rata seharga 600 Euro (setara Rp10 juta). [...] Saya tidak tahu apakah insentif tambahan akan diberikan kepada kami," katanya.
Julie mengatakan, Presiden Macron akan bertemu mahasiswa pada hari ini, Kamis, 22 Januari 2021 waktu Prancis. "Kita lihat apa yang akan terjadi."
Setelah percakapan selesai, saya mencoba mencari lebih lanjut mengenai informasi yang disampaikan Julie.
Mengenai kasus percobaan bunuh diri, FranceTV Info melaporkan, pada 10 Januari, di Lyon, seorang mahasiswa mencoba melakukan upaya tersebut dengan melompat dari lantai kamarnya diduga karena keputusasaan akibat tekanan selama pandemi Covid-19.
Ia berhasil diselamatkan berkat upaya dari teman-temannya dan bantuan petugas pemadam kebakaran, namun harus mendapatkan perawatan.
Tekanan terhadap kehidupan mahasiswa tidak saja terjadi di Lyon, tetapi juga di kota lain seperti Toulouse. Sejumlah mahasiswa menggelar aksi untuk mengungkapkan keresahan yang mereka alami dari pelbagai isu tekanan psikologi, kesepian, dan kesenjangan digital.
Ladepeche.fr melaporkan, Kamis, 21 Januari 2021, para mahasiswa di Toulouse menuntu diakhirinya pembelajaran jarak jauh untuk kembali melaksanakan perkuliahan di kelas sebab sejumlah toko di sana diizinkan buka.
Perdana Menteri Jean Castex pernah mengumumkan bahwa mahasiswa pada awal tahun pertama ini dapat melanjutkan perkuliahan tatap muka secara berkelompok mulai tanggal 25 Januari, laporan RFI.
Tetapi untuk kembali kuliah di kelas seperti normal, itu tidak mungkin dilakukan dalam waktu dekat ini.Â
Prancis memiliki deretan universitas terbaik yang menjadi tujuan bagi banyak anak muda dari penjuru dunia dan dalam negeri. Ketika pandemi Covid-19, banyak mahasiswa yang harus mengisolasi diri di asrama mereka tinggal mengikuti peraturan pembatasan selama pandemi Covid-19, terlebih mahasiswa internasional harus berjuang keras karena jauh dari keluarga mereka.Â