Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Fabel: Kebijaksanaan Singa kepada Musang Pencuri

7 Januari 2021   23:42 Diperbarui: 7 Januari 2021   23:44 1718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Raja Singa. (Foto: Walt Disney Pictures via denofgeek.com)

Cerita Fabel tentang hewan-hewan yang hidup tenteram di dalam hutan rimba. Hutan itu bernama hutan Asta. Di sana, tinggal hewan-hewan seperti harimau, kerbau, kuda zebra, kera, kucing hutan, jerapah, kupu-kupu, lebah hingga hewan kecil seperti semut.

Mereka hidup bahagia dan akrab satu sama lainnya.

Semua itu berkat kebijaksaan Raja Leo, sang Singa yang memimpin mereka dengan adil. Leo menjadi penguasa hutan menggantikan Ayahnya yang meninggal karena usianya tua.

Hutan Asta sangat subur. Semua hewan sangat mudah mendapatkan makanan di sini. Di ujung hutan, terdapat sebuah sungai yang lebarnya mencapai 60 meter.

Karena lebarnya sangat panjang, mereka tidak pernah melewati sungai itu. Apalagi, arus airnya menjadi sangat deras ketika sore hari.

Satu hal yang ditakuti binatang-binatang di hutan Asta adalah pulau yang terletak di seberang sungai tersebut. Kondisinya sangat gelap.

Sejak Kakek Raja Leo berkuasa 30 tahun lalu, ada aturan tegas untuk ditaati semua binatang di hutan Asta.

Mereka dilarang menyeberang ke pulau tersebut saat bulan Purnama. Konon, banyak hewan-hewan licik dan berbahaya tinggal di pulau seberang.

Ceritanya, dahulu sewaktu kakek Leo berkuasa, ada seekor Gajah mengunjungi pulau seberang. Gajah itu menyeberangi sungai saat malam purnama.

Tetapi, keesokan harinya, Gajah tersebut hilang dan tidak pernah kembali. Sampai sekarang, tidak ada hewan yang berani mencari ke pulau seberang.

Cerita itu sudah menjadi berita turun-temurun di hutan Asta.

Kebetulan, hari ini adalah waktu untuk bulan purnama. Semua hewan bersiap-siap menyambut datangnya malam.

Ibu lebah bernama Mischa menyiapkan banyak madu untuk disimpan sebagai makanan keluarganya untuk beberapa hari ke depan.

Begitu pun dengan hewan-hewan lain. Mereka menyimpan hasil buruan untuk disimpan. Jika ada kelebihan makanan, mereka memberikannya kepada hewan lain yang membutuhkan.

Matahari pun terbenam. Seluruh hutan menjadi hening dan sepi. Bulan purnama memperlihatkan wujudnya di malam hari.

Untuk menjaga keamanan saat purnama, Leo dan lima harimau berkeliling ke seisi hutan Asta yang diterangi pancaran bulan purnama. Angin sesekali bertiup yang membuat Raja Leo kedinginan.

Saat Raja Leo dan harimau tiba di pinggir sungai, mereka berdiri dengan posisi bertahan. Mereka mencoba mengamati keadaan di sekitar sungai.

Mereka melihat seekor buaya di permukaan sungai. Raja Leo mengaung keras untuk menggertak buaya tersebut. Buaya itu pun pergi menjauh karena ketakutan melihat Raja Leo.

Mereka berkeliling hutan sepanjang malam. Semua aman dan tenteram. Leo memerintahkan kawanan harimau untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Matahari sebentar lagi terbit. Kita sebaiknya pulang dan beristirahat," kata Leo kepada para harimau.

Mereka akhirnya berpisah dan pulang ke kediaman masing-masing.

Tidak lama setelah itu, fajar mulai menyingsing. Ayam berkokok untuk membangunkan para binatang di hutan Asta.

Seekor kucing bernama Luki bangun dan bergegas keluar untuk berolahraga pagi. Aktivitas di hutan Asta kembali normal.

Ketakutan para hewan hilang. Mereka kembali tertawa setelah melewati malam purnama.

Tetapi, kebahagiaan itu tiba-tiba berubah. Ibu Lebah Mischa berteriak histeris dari atas pohon tempat dia tinggal.

Semua hewan kaget mendengar teriakannya.

Luki kebetulan melintas di depan rumah Ibu Mischa. Ia pun memanjat pohon untuk melihat apa yang terjadi dengan Ibu Mischa.

"Ada apa, ibu Lebah? Kenapa kamu berteriak ketakutan?" kata Luki.

"Semua madu yang saya simpan sejak kemarin hilang dari atas meja ini. Ada yang mencurinya," ucap Ibu Mischa kepada Luki.

Mischa menangis sejadinya karena madu tersebut seharusnya menjadi makanan keluarganya selama dua hari.

Mengetahui hal tersebut, Luki melompat dari satu batang pohon ke batang pohon lainnya untuk mencari madu ibu Mischa yang hilang.

Binatang lainnya seperti kuda, kupu-kupu dan kera ikut membantu Luki mencari madu tersebut. Tetapi, setelah setengah jam mencari, mereka tidak menemukan madu Mischa

"Ibu Lebah, kami meminta maaf. Kami sudah mencari ke semua tempat, tetapi kami tidak menemukan madu yang hilang," kata Luki.

Ibu Mischa pun semakin bersedih.

Untuk menghibur Ibu Mischa dan keluarganya, salah satu keluarga kera memberikan buah pisang kepada dirinya.

Ternyata, Jerapah juga kehilangan makanannya dari dapur.

Kabar kehilangan ini akhirnya diketahui Raja Leo.

Raja Leo memerintahkan semua hewan di hutan Asta untuk berkumpul di depan istananya.

Dia memerintahkan Luki dan kucing lainnya mencari tahu keberadaan pencuri tersebut.

Sewaktu mencari, Luki melihat jejak kaki menyerupai kaki Musang.

Para kucing pun mengikuti arah jejak tersebut sampai berakhir di sebuah lubang.

Ternyata benar. Di dalam lubang itu, ada seekor musang masuk dengan kaki terikat tali. Dia terkena jebakan yang dibuat sehari sebelumnya.

Yang mengejutkan, musang itu memegang sebotol madu yang diduga milik Ibu Mischa.

Mereka pun membawa Musang itu ke hadapan Leo untuk disidangkan.

"Katakan kepadaku, mengapa kamu mencuri madu ini?" kata Leo.

"Saya mengaku bersalah Raja," kata Musang sambil meneteskan air mata.

"Tetapi, saya mohon agar saya diampuni. Saya terpaksa mengambil madu untuk memberi makan anak-anak saya," kata Musang itu lagi.

Musang itu berkata, dia mengambil makanan bersama enam musang lainnya.

Malam itu, mereka berjalan dengan sangat pelang sehingga tidak ketahuan oleh siapapun.

Tetapi, dalam perjalanan pulang, dirinya justru kena perangkap dan masuk ke dalam lubang. Sementara teman-temannya berhasil pergi.

Raja Leo menanyakan asal musang itu sebab di hutan Asta tidak ada satu pun musang yang menjadi rakyatnya.

Musang menjawab, dia berasal dari pulau di seberang sungai. Mereka berhasil menyeberang karena dibantu para buaya yang berdiri memanjang.

Mendengar pengakuan itu, semua binatang menjadi marah. Salah satu binatang berteriak agar musang itu dihukum berat.

Raja Leo meminta semuanya untuk bersikap tenang. Dia melanjutkan pembicaraannya kepada musang itu.

"Kamu tahu mencuri adalah perbuatan terlarang dan hukumannya sangat berat," kata Raja Leo.

Tetapi Raja Leo tidak ingin terburu-buru untuk menghakimi si Musang.

"Mengapa kamu mencuri madu ini?" kata Raja Leo kepada Musang.

Musang itu menjawab bahwa dia dan teman-temannya sama sekali tidak ingin mencuri makanan.

Dia meminta maaf kepada Jerapah dan Ibu Mischa atas perbuatannya.

"Kami terpaksa mencuri karena pulau seberang sangat gersang akibat penebangan hutan," kata Musang.

Ia mempersilakan Raja Leo dan hewan lainnya berkunjung ke pulau seberang untuk membuktikan ucapannya.

Akan tetapi, Raja Leo menolak ajakan itu karena dahulu Gajah pernah hilang dari pulau tersebut.

Musang itu mengatakan, Gajah itu hilang dari pulau seberang karena diambil oleh para pemburu. Hewan-hewan di sana mencoba untuk menyelamatkan Gajah itu, tetapi tidak berhasil.

Penebangan hutan itu terjadi selama puluhan tahun di pulau seberang. Binatang yang hidup di pulau seberang terus kesusahan untuk mendapatkan makanan dari pohon-pohon.

Mendengar cerita itu, hati Raja Leo kembali terenyuh.

Dia memerintahkan semua hewan untuk berangkat melihat pulau seberang. Kebetulan, air sungai surut sehingga mereka dapat melintas dengan aman.

Apa yang diceritakan Musang itu ternyata benar.

Raja Leo melihat kondisi pulau itu sangat kering dan tandus. Sangat berbeda dari hutan Asta yang mereka tempati.

Raja Leo dan binatang lainnya bertambah sedih karena melihat tubuh hewan-hewan di sana sangat kurus. Sementara mereka di hutan Asta dapat hidup makmur tanpa takut kekurangan makanan.

Karena kasihan, Raja Leo mengampuni perbuatan Musang tersebut.

Ia juga mencabut larangan berkunjung ke pulau seberang.

Hewan dari pulau seberang itu pun diizinkan masuk ke hutan Asta untuk mencari makanan yang mereka butuhkan.

Sejak saat itu, hubungan antara hewan di hutan Asta dan pulau seberang menjadi damai dan harmonis.

Raja Leo berhasil menghapus ketakutan rakyatnya dan menyelamatkan hidup hewan-hewan yang dahulu dianggap sebagai musuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun