Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Mencari Solusi Alternatif Selain Hukuman Mati bagi Koruptor

8 Desember 2020   07:27 Diperbarui: 8 Desember 2020   11:37 1229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia itu memiliki jiwa, memiliki hasrat, memiliki kehendak yang secara naluriah mungkin tidak disadarinya dapat mencelakakan orang.

Kita tidak dapat naif terhadap hal tersebut: mengandaikan kebaikan seseorang sudah cukup, berharap dia mampu sekuat tenaga dan batinnya menahan godaan agar tidak berperilaku korupsi.

Khawatirnya, ia malah tergelincir, 'kecelakaan' seperti penyesalan Edhy Prabowo.

Alasan ini pula menambah keyakinan saya, hukuman mati bukan solusi tepat dalam memberantas korupsi.

Risiko Terjadinya Korupsi Itu Ada
Pencegahan korupsi merupakan pekerjaan menantang karena ia berjalan bersamaan dengan apa yang dikerjakan pejabat dan orang-orang sekarang. 

Bahkan Nowergia yang dianggap bersih dari praktik korupsi ternyata menaruh perhatian dalam pencegahan korupsi.

Contoh menarik tentang korupsi di Norwegia ini dapat disimak melalui tulisan Direktur The Centre for integrity in the Defence Sector (CIDS) Norwegia, Per Christensen, berjudul Corruption: No One is Perfect.

Christensen mengakui meski Norwegia dianggap memiliki tingkat korupsi rendah, penilaian tersebut dapat memberikan kesalahpahaman seolah korupsi itu tidak ada.

Ia menekankan lagi definisi korupsi, yang mungkin kita telah mengetahuinya, sebagai penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan pribadi.

Jadi, ini tidak berbicara semata tentang uang, tetapi juga tentang harapan adanya balasan untuk mendapat keuntungan.

Korupsi semacam ini sangat samar dan nyaris tidak mudah dilihat sebab memang harapan ada dalam pergumulan hidup manusia sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun