Maka, Formula 1 sudah menjadi ajang olahraga yang sangat membosankan. Penonton tidak perlu berekspektasi banyak untuk melihat sengitnya overtaking antarpebalap untuk masuk dalam tiga besar.
Musim ini, Lewis tidak memiliki pesaing yang menggigit. Ferrari sangat tidak diperhitungkan. Max Verstappen yang diunggulkan harus susah payah berjuang di tiap seri.
Sedangkan Valtteri Bottas yang tampil gemilang untuk mengimbangi Lewis malah terpaksa 'mengalah' menuruti kehendak timnya.
Misalnya, seri sebelumnya di Imola, Italia. Bottas yang memimpin balapan masuk ke pit mengganti ban lebih awal sehingga memberikan kesempatan kepada Lewis yang berada di posisi kedua untuk mengambil alih pimpinan balapan.
Seharusnya Lewis juga masuk ke pit stop pada putaran selanjutnya, namun itu tidak terjadi. Ia diizinkan oleh timnya untuk terus melaju lebih lama demi mempertahankan posisi pertamanya.
Persoalan Formula 1 yang membosankan ini sebenarnya sudah lama disuarakan para penggemar di media sosial. Monopoli Mercedes hanya satu faktor penyebab. Toh, tim lain seperti Ferrari juga pernah mendominasi pada musim 2000an.
Mungkin kerisauan semacam ini juga dirasakan Honda saat memutuskan keluar dari F1 pada musim mendatang.
FIA sendiri selaku regulator menyadari adanya masalah kebosanan dalam gelaran balapan jet darat tersohor ini. Tiap tahun, regulasi digodok ulang, baik mengatur hal teknis mesin ataupun desain mobil.
Tetapi, hasilnya tidak memberikan perbedaan berarti di lintasan. Tim besar makin digdaya, pebalap dan tim anyar pun pelan-pelan tersisih karena tidak mampu mencapai performa maksimal yang konsisten.
Karena itu, bagi tim yang ada sekarang, jalan terakhir untuk bisa mencapai kemenangan adalah mengatur pit strategy. Hanya ini cara terbaik untuk memperkecil selisih waktu antarpebalap supaya membuka peluang finis di tiga besar. Ini sangat menggelitik bagi penonton. Mereka ingin melihat persaingan para pebalap di atas lintasan, bukan di pit stop.
Kebosanan di F1 memang menghasilkan cukup banyak imajinasi konyol. Contoh lainnya, berharaplah setiap seri balapan diwarnai insiden kecil agar bendera kuning (yellow flag) dan safety car yang mewajibkan semua pebalap menurunkan kecepatan mobil.