Proposisi itu menjadi konstruksi sentral bagi gerakan temperance yang dimulai pada awal 1800-an dan berkembang 20 tahun kemudian.
Para pengilham Rush membentuk kelompok-kelompok. Mereka teguh untuk tidak mengonsumsi alkohol. Salah satu di antara kelompok tersebut American Temperance Society.Â
Mereka menggencarkan kampanye anti-miras ini bersama kelompok religius. Kemabukan adalah momok nasional.Â
Kampanye berbuah manis. Pada tahun 1851, legislatif Maine mengeluarkan larangan menjual alkohol.
Maine pula menjadi negara bagian yang kali pertama menerapkan larangan minuman alkohol di AS. Sang Gubernur John Hubbard sampai dijuluki sebagai "Father of Prohibition" atau "Bapak Larangan". UU ini melarang pembuatan dan penjualan minuman beralkohol.
Namun, hukum tersebut tidak berlangsung lama. Kerusuhan pecah sebagai bentuk protes orang-orang yang gemar mengonsumsi miras. Â Undang-Undang itu pun dicabut pada 1858 dan digantikan dengan aturan yang lebih longgar: mengizinkan penjualan minuman beralkohol secara terbatas.
Selama periode ini, penyelundupan dan lemahnya penegakkan hukum sudah menjadi pemandangan biasa.Â
Masalah miras ini menjadi isu yang merebak di sejumlah negara bagian. Kaum temperance terus berkampanye untuk melarang miras. Namun kegiatan mereka sempat terhenti sewaktu AS dilanda perang saudara.
Mereka juga menyadari bahwa ajakan moral sangat sulit meyakinkan orang untuk berhenti mengonsumsi minuman beralkohol.
Mereka mendirikan The Prohibition Party (Partai Larangan) pada 1869 supaya agenda larangan minuman beralkohol ini berlaku efektif. Sejak 1872, partai ini mengajukan kandidat dalam pemilihan Presiden, tetapi seluruhnya gagal terpilih.
Doktrin anti-miras juga disasarkan kepada anak-anak. Beberapa sekolah diwajibkan menerapkan Scientifi Temperance Instruction ke dalam kurikulum. Salah satu muatan ajaran itu menyebut bahwa minuman keras merupakan racun yang membuat ketagihan.