Selidik punya selidik, masalahnya ada pada reseller alias pedagang. Bukan brand Compass.
Sejak penjualan online mewabah, demam reseller memang bak jamur di musim hujan. Reseller itu menawarkan sepatu Compass X PMP dengan harga Rp3,7 juta. Reseller lain bahkan menawarkan lebih tinggi Rp5 juta.
Itu kelewat mahal. Konon harga ritel hanya Rp518 ribu. Keuntungan besar dari margin yang didapat. Kelakuannya mirip mafia minyak dan gas, jago mainkan harga dari hulu sampai di hilir meski bukan menyangkut kebutuhan orang banyak.Apa yang membuat sepatu tersebut begitu melonjak sampai 10 kali lipat?Â
Teori ekonomi dasar. Sepatu tersebut dijual terbatas saat permintaan meningkat tajam. Lalu, siapa yang salah? Pemilik brand Compass? Pemilik brand justru menjadi korban dari reseller tadi.
Harga jual Rp518 ribu itu dibagi atas upah tenaga kerja, upah desain dan sebagainya dan sebagainya. Sementara itu si reseller...
Eh, tiada yang salah. Reseller melihat peluang. Namun mereka harus punya alasan lain agar kenaikan drastis itu kelihatan masuk akal.
Misalnya beritahu bahwa ongkos perjalanan saat membelinya pertama kali cukup mahal. Atau laba yang diperoleh akan dipakai untuk berinvestasi ke brand lokal lain yang terancam tutup akibat sepinya peminat. Jika tak ada alasan masuk akal, maka jargon bangga karya anak bangsa dan sejenisnya bakal menemui titik jenuh.
Imbasnya tentu ke brand lokal lain. Ada yang membandingkan harga reseller Compass x PMP dengan brand asal AS Converse yang bisa diperoleh dengan harga di kisaran Rp500 ribu sampai Rp1 juta.
Walaupun ada sepatu lain dengan style dan fungsi serupa, ingatlah ada nilai lain yang menjadi misteri sampai pembeli bertahan memilih Compass. Cara satu-satunya untuk menyelesaikan masalah ini adalah produksi massal Compass x PMP.
Mata rantainya masih pendek, jadi itu jadi jalan ampuh. Alhasil, pembeli punya pilihan untuk membeli langsung ke ritel sehingga reseller tak punya daya tawar. Cara kedua, pilih brand lain seperti yang diusulkan sebelumnya.
Ini memang sulit. Namun, sepatu bukan seperti kilang minyak yang sulit dibangun di Indonesia. Oh sudah ada toh. Kalau begitu, tunjukkan barang itu. Jangan sampai membuat pembeli harus memakai brand impor.