Lebaran tinggal seminggu lagi. Jika merujuk kalender, Idul Fitri akan jatuh pada tanggal 4 Juni 2019. Tapi keputusannya masih menunggu dari sidang Isbat Kementerian Agama bersama tokoh-tokoh dan organisasi Islam lainnya.
Sebagaimana umumnya, mulai H-7, sebagian besar orang sedang mempersiapkan diri untuk mudik. Pemerintah pun tak kalah sibuknya untuk memastikan mudik berjalan aman dan lancar.
Kondisi jalan diperbarui, adanya penambahan kereta, kapal, bus dan pesawat pada saat arus mudik. Tak salah jika Idul Fitri menjadi momentum bagi para stakeholder menunjukan kinerja terbaik mereka.
Di saat harga tiket pesawat masih melambung tinggi, transportasi darat menjadi alternatif bagi pemudik.
Bus merupakan pilihan terbaik karena rutenya melewati hampir semua daerah di Indonesia.
Bahkan rute yang ditawarkan lebih panjang dibanding kereta api. Rute terjauh kereta saat ini adalah relasi Jakarta-Malang.
Sementara bus menghubungkan kota di Pulau Jawa dan Sumatera.
Dan rekor itu dipegang oleh bus Antar Lintas Sumatera (ALS) dengan relasi Medan-Jember.
Bisa dibayangkan dengan rute sejauh itu, sopir dan awak bus menjadi pemersatu daerah-daerah di Indonesia haha.
Penulis sendiri sudah beberapa kali menumpang bus ini baik dari Malang menuju Medan dan Jakarta menuju Medan yang baru-baru dilakukan.
Malang-Medan setidaknya menghabiskan 4 hari perjalanan. Sementara Jakarta-Medan ditempuh dalam waktu 3 hari.
Penulis juga pernah menggunakan ALS saat mudik. Dan titik macet terparah paling banyak ditemukan di daerah Jakarta hingga Jawa Tengah---saat itu tahun 2014, Tol Trans Jawa belum semua beroperasi.
Dari pengalaman beberapa kali menumpang ALS, penulis merangkum tips untuk pembaca sekalian yang berminat mudik menggunakan bus yang bermarkas di Medan ini.
1. Persiapkan uang minimal Rp100 ribu untuk biaya makan dalam sehari
Bus ALS akan berhenti di rumah makan sebanyak 3-4 kali dalam sehari (24 jam).Â
Baik di Sumatera atau Pulau Jawa, harga satu porsi makanan berkisar Rp20-30 ribu.
Anda bisa menemukan makanan lebih murah semisal Indomie dengan harga Rp10-15 ribu.
Bus ALS tidak menyediakan service makan gratis kepada penumpangnya.
2. Pisahkan barang mudah pecah dalam tas/koper
Membawa barang banyak bukan hal langka lagi bagi pemudik. Namun, sebaiknya Anda menempatkan barang-barang yang hendak dibawa.
Awak bus ALS biasanya akan menempatkan barang penumpang pada bagian atap bus jika bagasi bawah bus penuh.
Sebenarnya hal ini sudah menjadi pemandangan umum bagi setiap bus Sumatera-Jawa. Sebab, bus juga mengangkut barang-barang ekspedisi ditambah barang bawaan penumpang.
Oh iya, bangku bus hampir terisi penuh selama perjalanan. Bayangkan saja jika satu penumpang membawa dua tas besar, bisa dibayangkan bagaimana repotnya mengatur tata letak barang di dalam bus.
Resikonya, barang-barang akan terhimpit satu sama lain. Belum lagi jika hujan, barang yang berada di atas rentan basah meski telah ditutupi terpal.
Maka sebaiknya pisahkanlah barang-barang Anda sesuai kondisi. Atau Anda membawa barang seminimalis mungkin demi kenyamanan bersama.
3. Bantal kepala dan selimut
Ini barang wajib selama perjalanan. Tidur dalam posisi duduk adalah hal yang sulit. Apalagi bagi orang insomnia.
Bantal kepala adalah solusi. Sebenarnya hal terpenting selama perjalanan jauh adalah memastikan punggung Anda dalam keadaan lurus.
4. Cara mudah agar bisa tertidur
Ini lanjutan dari tips di atas. Bagian terpenting saat tidur adalah punggung, tengkuk kepala dan kepala bagian belakang.
Pastikan ketiganya berada dalam kondisi nyaman selama Anda duduk.
Ini adalah posisi ideal untuk kenyamanan selama perjalanan jauh.
Tips lainnya, jika Anda sudah merasa mengantuk pertahankan posisi Anda. Ini akan membantu Anda untuk tidur lebih cepat.
5. Jangan jadi orang sungkan atau jual mahal
Yap, perjalanan jauh memang menjenuhkan. Tidak ada salahnya mengobrol satu sama lain tentang kehidupan di rantau.
Begitu juga dengan sopir dan awak bus ALS. Mereka adalah orang-orang ramah meski nada berbicara mereka tinggi.
Jangan sungkan untuk meminta bantuan kepada mereka. Ingat, hospitality terbentuk karena keakraban.
6. Beli tiket di loket atau menunggu di Pinggir jalan?
Sebaiknya Anda membeli tiket di loket atau agen ALS loket terdekat. Agen ALS akan mencarikan bus sesuai dengan tujuan Anda.
Sepenting itukah?
Iya dong. Rute perjalanan ALS terbagi atas Lintas Barat dan Lintas Timur.
Jika Anda menunggu di pinggir jalan, ya tidak apa-apa juga sih.
Misalnya, Anda bertujuan ke Pekan Baru (Lintas Timur) tetapi ternyata mengehentikan bus rute Lintas Barat, pasti Anda akan ditolak masuk.
Anda diperbolehkan naik jika Anda ngebet karena sudah tidak menemukan bus lagi. Tetapi, Anda tidak akan diantar sampai tujuan. Kemungkinan akan dioper ke bus ALS lain sesuai tujuan Anda ke Pekan Baru.
7. Minta nomor ponsel sopir
Nah, ini tips penting lainnya, meminta nomor ponsel sopir atau awak bus.
Barangkali saat perjalanan balik, Anda tertarik lagi menggunakan bus ini.
Atau Anda tertarik untuk hal lain, misalnya ngobrol soal zodiak haha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H