Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Saltik (Typo) Bisa Menjangkiti Siapa pun Termasuk Orang Cerdas, Mengapa Demikian?

25 Maret 2019   05:20 Diperbarui: 25 Maret 2019   06:14 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fulan sama seperti beberapa orang di antara kita. Mana yang lebih utama? Kesempurnaan ketikan atau penyampaian ide yang mudah dipahami? 

Ini akan membawa debat tidak berujung. Ada yang dapat memakluminya, ada yang tidak sama sekali. 

Namun, kesempurnaan adalah harga mati. 

Kalaupun Anda masih berbaik hati menoleransi saltik, perhatikan bahwa gejala saltik sangat berpotensi besar memberikan ambiguitas makna, bahkan dapat melencengkan makna bahasa, semisal saltik pada kata nabi di mana jari justru menekan tombol 'b'. Ini sangat fatal.

Seseorang yang memiliki kecerdasan dan ketajaman analisis sekalipun belum tentu menjamin dirinya bebas dari jeratan saltik.

Persoalan saltik ini pernah diulas oleh jurnalis Wired, Nick Stockton, dalam artikel yang ditayangkan pada Agustus 2014 silam.

Anda sudah mengoreksi tulisan dan yakin semuanya telah sempurna. Namun, toh, pada kenyataanya, tetap ada saltik di sana.

Atas masalah itu, Stockton pun mengajukan pertanyaan, mengapa kita bisa melewatkan detil kecil yang menjengkelkan ini?

Ia mencoba mencari penjelasan ilmiah dan menemukan argumen yang tepat dari seorang psikolog University of Sheffield di Inggris, Tom Stafford, yang pernah mempelajari masalah saltik.

Alasan saltik, kata Stafford, bukan karena kita bodoh atau ceroboh.

"Ketika Anda menulis, Anda mencoba menyampaikan makna. Ini adalah pekerjaan tingkat tinggi," kata Stafford sebagaimana dikutip dari Wired.com, (12/8/2014).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun