"Saya pikir urusan dalam negeri terkait legitimasi pemilu dalam suatu negara yang berdaulat tidak perlu ada intervensi dari dunia internasional. Kecuali Bapak ingin membuat referendum dari kubunya Bapak untuk memisahkan diri dari NKRI ini lalu hadirkan pihak luar. Jangan provokasi keadaan lah, Pak," tulis warganet.
"Tampaknya Kubu 02 tidak siap kalah. Dan akhirnya yang disasar adalah penyelenggara pemilu. Sudah semakin putus asa," tulis warganet lainnya.
Namun, nilai positif dari wacana ini adalah, kita tidak perlu sungkan untuk mengakui wasit di Indonesia butuh penyegaran. Minimal kita dapat pembanding dari dunia internasional tentang kualitas Pemilu 2019.Â
Artikel ini kali pertama ditayangkan di blog independentsite.com
Legitimasi Pemilu makin defisit. Gejala kecurangan makin kentara. Saya kira penting lembaga pemantau independen internasional ikut mengawasi. Demi transparansi demokrasi.--- Rocky Gerung (@rockygerung) March 19, 2019
Dalam kondisi seperti ini, dengan segala hormat, banya yang akan lebih percaya LN ketimbang Pemerintah sendiri. pic.twitter.com/tbl869CMwd--- Mustofa Rasa Lemon (@AkunTofa) March 19, 2019
To UN in NY, The Election International Observers and The Democration Observers. I like to invite all of You to attend as a witness in our President Election 2019. We will be appreciating due to preventing deceitful election system in Indonesia.#INAcalling4IntElectionObservers--- FERDINAND HUTAHAEAN (@Ferdinand_Haean) March 19, 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H