"To UN in NY, The Election International Observers and The Democration Observers. I like to invite  all of You to attend as a witness in our President Election 2019. We will be appreciating due to preventing deceitful election system in Indonesia. #INAcalling4IntElectionObservers," tulis Ferdinand melalui akun Twitter @Ferdinand_Haean, Selasa (19/3/2019).
Usulan masuknya lembaga internasional untuk mengawasi pelaksanaan Pemilu 2019 memang jarang terdengar ke ruang publik dalam beberapa waktu belakangan selama masa kampanye.
Mengapa demikian? Masyarakat Indonesia memang sedikit alergi pada bau-bau asing. Kita lazim memandang skeptis keterlibatan lembaga asing dalam urusan domestik.
Namun, politisi Mustofa Nahra mengklaim, dalam situasi saat ini, masyarakat akan lebih mempercayai lembaga internasional.
"Dalam kondisi seperti ini, dengan segala hormat, banyak yang akan lebih percaya LN ketimbang Pemerintah sendiri," kata Mustofa Nahra melalui akun Twitter @AkunTofa, Selasa (19/3/2019).
Oposisi berhak mengatakan pendapat mereka.
Terutama beberapa pendukung Prabowo-Sandi yang menyetujui terlibatnya lembaga independen internasional.
"Kali ini Prof Rocky Gerung sudah tidak memakai kalimat satire lagi. Berarti memang sangat mengkhawatirkan kondisi ini," tulis warganet.
"Supaya mata dunia bisa melihat seperti apa warna demokrasi Indonesia, putih bersih atau hanya hitam pekat," tulis akun lainnya.
Namun, seperti yang dijelaskan sebelumnya, masuknya lembaga independen internasional tidak terlalu genting.
Warganet  menganggap bahwa usulan ini hanya ekspresi kepanikan yang mengandaikan Prabowo-Sandi akan kalah pada Pilpres 2019.