Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jerinx SID Berteriak tapi Tidak Dianggap

10 Februari 2019   01:36 Diperbarui: 10 Februari 2019   08:28 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih dari sumber yang sama, Analis politik dari Exposit Strategic Arif Susanto menjelaskan, mereka yang golput dapat meningkat dari kubu pendukung petahana. Kekecewaan pada pemerintahan Jokowi yang sebelumnya mereka dukung pada 2014 adalah satu alasannya.

Hal itu berhubungan pada janji politik Jokowi yang mengatakan akan mengakomodasi agenda-agenda terkait penuntasan kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Jerinx SID dan aktivis lingkungan lainnya yang sebelumnya mendukung Jokowi pada Pilpres 2014 kini semakin beralasan kuat untuk tidak mendukung dia akibat kemelut reklamasi Telok Benoa yang tidak kunjung usai.

Ditambah lagi pada akhir-akhir ini, Jerinx terlihat semakin bersemangat untuk melambungkan penolakan RUU Permusikan bersama musisi lainnya. Hanya saja, isu RUU Permusikan tidak mendapat perhatian luas meski RUU tersebut berpeluang menjadi celah pada ancaman kebebasan berekspresi.

Satu-satunya peluang terletak pada Presiden Joko Widodo. Namun, sampai saat ini, pemerintah urung menanggapinya secara serius. Belum ada tanda bahwa Presiden Joko Widodo akan turut menolak RUU Permusikan yang diprioritaskan tuntas pada tahun 2019.

Sungguh aneh memang, isu-isu HAM, lingkungan, kebebasan berpendapat dan berekspresi, yang sangat fundamental dalam kehidupan bernegara justru terlihat kempes dalam pembahasan semasa kampanye. Hal sebaliknya malah terjadi, kedua tim kampanye saling melaporkan pernyataan-pernyataan yang dianggap mengandung ujaran kebencian. Pada akhirnya, toh isu kecil dan isu besar bernilai sama: sama-sama tidak berdampak besar pada pemilih.

Saya pun mengira, debat Capres kedua bakal tidak akan dinikmati penuh oleh masyarakat. Debat hanya akan menjadi sebuah pentas untuk mengakomodir kepuasan masing-masing tim kampanye.

Saya tidak habis berpikir bahwa persoalan utang negara, infrastruktur, hoaks, terus menerus menjadi pembahasan setiap hari seolah negara ini tidak memiliki pemimpin yang dapat menyelesaikan itu semua. 

Hal ini merembet kepada banyak politisi yang kini sebagian besar waktunya banyak dihabiskan untuk mengumpulkan data-data keuangan negara, data-data hoaks, data-data ujaran kebencian sebagai alat untuk melawan lawan, bukan untuk menghadapi persoalan nyata yang dihadapi masyarakat saat ini: kesenjangan sosial dan lapangan pekerjaan.

Jerinx SID adalah simbol yang mewakili warga negara lain yang memiliki pertimbangan sebelum memutuskan sesuatu, termasuk untuk tidak memilih.

Mereka hanya perlu suatu kejelasan dan jaminan bahwa isu HAM, lingkungan, dan kebebasan berekspresi benar-benar menjadi prioritas. Apabila itu terpenuhi, dalam keadaan apapun, mereka akan ikut berjuang mensukseskan Pilpres, termasuk mengampanyekan salah satu calon. Jangan meragukan perjuangan para aktivis, apalagi mempertanyakan sikap kenegaraan mereka.

Akhir kata, I love you, please don't disappoint me.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun