"Sekarang, katakan suatu hal yang ingin aku ketahui," ujarnya.
"Dia sudah mati," jawabku.
"Apa hal terakhir yang diucapkannya kepadamu?"
"Dia membunuh Ibunya."
Polisi itu menyela perkataanku.
"Dia dan Helena, mereka membunuh Arsamarya. Pemakaman yang damai," katanya.
Dia menceritakan semua perkara itu dengan susunan alur yang nampak masuk akal. Oliver dan Helena hampir tidak terpisahkan dalam dunia ini karena keduanya terikat pada cinta.
Namun, genggaman Oliver terlalu kuat menahan pengikat cinta mereka, sementara Helena sesungguhnya mengerti bahwa simpul yang dirajutnya dapat lepas sewaktu-waktu sehingga ia sudah menyiapkan cara agar dapat melonggarkannya. Dia akhirnya memutuskan untuk menarik lepas simpul tersebut dan meninggalkan Oliver dengan tangan yang masih menggenggam kuat ikatan itu. Mereka berpisah, namun kembali berhubungan seolah tidak ada yang mampu menguburkan cinta masing-masing.
Setelah pertemuan dalam ziarah Ibu yang membuatku harus menerima Oliver dalam hidupku, dia beberapa kali menceritakan segala harta yang dimilikinya.
"Aku tidak mengikat diriku pada kekayaan ini, Helena juga tidak pernah berkata untuk meminta apapun dariku. Dia hanya mengakui tidak menyukai sikapku, pilihanku yang tidak menentu karena di sisi lain aku juga mencintai Ibu. Aku telah mengikatkan dunia ke semua badanku dengan sangat kencang. Aku mencintai kedamaian, namun Helena benci mendengar ini dan menjadikannya alasan berpisah dengaku. Dia juga mendapat alasan lain untuk itu setelah Ibu mengancam membunuhnya," ucap Oliver pada satu pertemuan.
Polisi itu melengkapi runtutan yang berujung pada kematian Arsamarya, Ibu Oliver, yang telah ditutupinya selama beberapa tahun.