Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Kata "Dungu" Kian Marak Dipakai

3 April 2018   02:58 Diperbarui: 3 April 2018   19:33 3374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Tangkap gambar dari Twitter @rockygerung

Jika merujuk KBBI daring, "dungu" dalam beberapa pilhan didefinisikan sebagai bebal atau bodoh. Kata "dungu" tidak asing, makin populer dipakai netizen di Twitter, khususnya dalam menjatuhkan lawan-lawan politik.

Tangkapan layar kbbi.web.id
Tangkapan layar kbbi.web.id
Rocky Gerung, dosen Filsafat yang kehadirannya mudah dihapal dalam talkshow ILC, sering menggunakan "dungu" untuk mengkritik, menangkis, atau menjungkirbalikkan cuitan lawannya di Twitter. Coba saja menjelajah cuitannya, syukur-syukur Rocky Gerung membaca balasan Anda, jika ditemukannya keganjilan, maka demikianlah dungu akan dituduhkan kepada yang bersangkutan.

Saking seringnya, pada Sabtu (31/3/2018) dan Minggu, (1/4/2018) yang semestinya diperuntukkan untuk berbahagia, dia menuliskan demikian di Twitter:

"Bahkan untuk memahami yang faktual, mereka tak sanggup. Karena mereka tak berjarak dengan fakta. Mereka memang sudah jadi fakta. Menggeletak begitu saja. Itulah artinya "dungu". *gak ada di gugel #BerbagiLogika".

Kemudian cuitan tersebut dilanjutkan:

"Padahal 'dungu' adalah kata yang terhormat, untuk menyadarkan kaum delusionis-fanatis."

Sumber gambar: Tangkap gambar dari Twitter @rockygerung
Sumber gambar: Tangkap gambar dari Twitter @rockygerung
Sejauh pengamatan penulis, dungu ini naga-naganya mulai dianggap cocok oleh tokoh-tokoh nasional untuk mengungkapkan kegelisahan dan kejengkelan dalam memandang suatu fenomena. Baru-baru ini, politisi Gerindra Habiburokhman dalam cuitannya, Senin (2/4/2018) mengatakan:

"Saran gua, kita nikmati saja tweet2 cerdas Bang @fadlizon sambil makan popcorn. jangan tunjukkan sikap reaktif yg justru mempertontonkan kedunguan. Politik itu harus dibuat menyenangkan. Cocok?"

Sumber gambar: Tangkap gambar Twitter @habiburokhman
Sumber gambar: Tangkap gambar Twitter @habiburokhman
Di hari yang sama, Ketum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar juga memilih diksi dungu dalam cuitannya, Senin (2/4/2018):

"Memang yg paling berbahaya di twitter adalah sekelompok orang dungu yang mengambil kesimpulan dari keterbatasan lingkar kepala tapi tak mau bertanya dan sedikit berpikir keras menemukan 'makna'".

Maka, satu, dua, tiga netizen yang bercokol di media sosial adalah si dungu. Netizen mana yang tidak bebal? Mana pula yang tidak menunjukkan kebodohannya? Itulah dia si dungu. Jangan-jangan penulis pun termasuk di antara si dungu tersebut karena tidak percaya pada kebenaran yang dikatakan seseorang. Sudah terlanjur.

Uniknya, membantah "saya tidak dungu" adalah kekonyolan lainnya. Dungu an sich tidak mungkin berpikir secara sehat untuk menerangkan sesuatu. Hal yang sama seperti mendengarkan ucapan orang tolol, kebenaran apa yang dapat diterima dari orang ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun