Beberapa lagu seperti Boulevard of Broken Dreams, 21 Guns, Redundant, dan Wake Up When September Ends lebih banyak dipahami sebagai lagu cinta dan patah hati. Namun, beberapa lagu Green Day lainnya juga menyimpan satu kesan mendalam bahwa sebenarnya pergulatan hidup manusia bukan hanya soal kehilangan teman dekat atau pacar, melainkan kehilangan keluarga.
Kehilangan orang-orang yang kita cintai, orang tua dan keluarga, telah mencampakkan harapan dan optimisme anak-anak muda. Perceraian orangtua pula yang melumpuhkan naluri mereka akan cinta dan semakin memuakkan ketika mereka dikutuk sebagai orang lain atas pilihan hidup yang sulit dipahami orang lain.
Wacana keluarga harmonis, nuclear family, boleh dikatakan menutup kesempatan mereka untuk menikmati hidup. Pada intinya, inilah aku yang hidup merdeka dengan pilihan yang sangat terbatas. Hal ini tercermin dalam lagu Jesus of Suburbia, St Jimmy, yang menurut penulis jika kalian mempunyai Jesus di dalam gereja, aku memiliki Jesus yang tinggal di pinggiran bersamaku.
4. Formasi tiga orang
Semua kebisingan itu datang dari tiga orang: Billie Joe, Mike Dirnt, dan Tre Cool. Meski dalam konser, Green Day kerapa dibantu beberapa personel tambahan, ketiganya tetap konsisten untuk menciptakan banyak lagu lewat tiga instrumen: gitar, bass, dan drum (minus vokal).
Ini adalah jumlah minimal untuk mendirikan sebuah band dan mereka berhasil memaksimalkannya untuk menghipnotis banyak orang agar terus melompat dan berteriak setiap kali mendengar dan menyaksikan penampilan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H