Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Empat Alasan Mengapa Green Day Layak Didengarkan

3 Maret 2018   17:12 Diperbarui: 4 Maret 2018   14:10 2134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/laura_dettmann

Sumber: ticketcrusader.com
Sumber: ticketcrusader.com
2. Kritik untuk Pemerintah dan Masyarakat

"Born into Nixon, I was raised in hell..."

Ini adalah penggalan lirik yang mengawali lagu 21st Century Breakdown yang kurang lebih diartikan, "Lahir semasa Nixon, aku tumbuh dalam neraka".

Agar dapat mendekati maknanya secara mendalam, kita bisa merujuk pada tahun kelahiran sang vokalis dan pencipta lagu Billie Joe yaitu pada 1972 dimana pada tahun itu Amerika Serikat, negara kelahirannya, dipimpin Presiden Richard Nixon yang berkuasa dari 1969-1974.

Dari penggalan lirik tersebut bisa diketahui bagaimana Billie Joe menyadari, masa-masa balitanya berada dalam situasi suram di bawah periode Nixon, Presiden yang dikenal karena skandal Watergate.

Dalam lagu itu, Billie Joe secara menyedihkan seperti hendak mengungkapkan, dia (dan juga orang-orang seusianya) adalah generasi hampa. Ada kata humility (kesopanan) yang menjadi tampak absurd karena nyatanya sifat itu berjalan seiring bersama pemerintahan Nixon yang dianggapnya sebagai 'bast**d'.

Meski dipenuhi amarah, di akhir lagu, Billie Joe menunjukkan kecintaannya pada Tanah Air yang dilukiskannya dengan menyebut American Dream. Bagi penulis, secara keseluruhan, lagu ini menunjukkan sebuah ekspresi kekecewaan seorang warga negara karena cita-cita besarnya akan Amerika dianggap semata sebagai slogan manis. 

Sementara ia dianggap hanya sebagai pemanis bibir, pada kenyataannya ide American Dream justru telah menyihir banyak orang untuk berjuang dan menumpahkan darah mereka demi kehormatan negara. 

Contoh lain bisa ditemukan dalam beberapa lagu dari album American Idiot yang dirilis pada 2004 semasa Presiden AS George Bush berkuasa.

Lewat lagu American Idiot, Green Day merusak kemapanan pemikiran orang-orang yang seolah paling tahu akan dunia dan Timur Tengah, padahal sebenarnya mereka telah menelan propaganda media yang menyempitkan pandangan terhadap dunia yang sangat luas, kompleks, dan beragam. Lagu American Idiot semakin mengena di telinga karena mendorong orang untuk mengikuti beat-nya yang cepat dan bersemangat, namun sesekali ditahan oleh dentuman bass drum di setiap bait lagu.

Lagu lainnya dalam album itu, Holiday, terlihat seakan merepresentasikan Presiden Bush sebagai Hitler. Hal ini menjadi sangat memungkinkan karena di bawah pemerintahan Bush, perang Irak menjadi persoalan serius yang olehnya dipoles rapi seakan perang tersebut wajar untuk dijalankan dan diterima masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun