Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Cuitan Fadli Zon dan Respons Netizen yang Membuat Kita Minder Berpikir Kritis

13 Februari 2018   04:47 Diperbarui: 13 Februari 2018   18:10 3898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menkeu Sri Mulyani tidak sepopuler Menteri KKP Susi Pudjiastuti dalam jagat dunia maya. Namun, namanya seketika melejit setelah ia dinobatkan sebagai menteri terbaik di dunia versi World Government Summit yang terselenggara di Dubai, UEA.

Suatu pencapaian yang mampu menyebarkan aura positif kepada masyarakat Indonesia.

Nama Sri Mulyani sempat menempati trending topic pada Senin, (12/2). Pelbagai pujian dan apresiasi disampaikan warganet terhadapnya. Lebih manis lagi, Sri Mulyani mempersembahkan penghargaan tersebut kepada rakyat Indonesia dan seolah menjungkirbalikkan tudingan miring terhadap dirinya.

Namun, bagaimanapun tingginya penghargaan itu, sekali pun dinilai oleh tim independen, Sri Mulyani juga dihadapkan pada persoalan ekonomi dalam negeri.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon meragukan pencapaiannya selama ini. Dalam cuitannya di Twitter, Fadli Zon menyoroti kegagalan target pajak, impor naik, dsb, untuk menggambarkan kontradiksi keberhasilan Sri Mulyani dalam posisinya sebagai Menkeu.

Belum juga lepas dari ingatan publik ketika Fadli disindir karena kritiknya terhadap Susi Pudjiastuti sewaktu ultah Gerindra, ia kena sindir lagi oleh warganet untuk kali keduanya karena cuitannya tentang Sri Mulyani di Twitter sehari setelah penghargaan itu.

Sumber: Twitter @fadlizon
Sumber: Twitter @fadlizon
Dari sini, ada definisi tegas untuk menjelaskan sebuah kerja nyata di Indonesia, menurut warganet.

Gaya komunikasi Fadli Zon dalam menyampaikan kritik seolah mendistorsi nalar kritis untuk mengawasi pemerintah. Fenomen itu linier pada kondisi sebagian besar publik yang menggantungkan nalarnya mengikuti sosok tertentu.

Hilangnya nalar kritis dalam politik semakin nyata karena publik tidak menemukan saluran lain selain melalui DPR. Masyarakat merasa lebih nyaman dan leluasa berbicara di media sosial.

Hanya saja, diskursus yang terbangun di media sosial selama ini dengan terang benderang telah mengotakkan ide untuk dikategorikan sebagai pihak yang pro atau kontra terhadap Presiden Jokowi.

Sri Mulyani telah mematangkan reputasinya dalam suatu simbol dengan penghargaan itu, yang semakin dikuatkan lewat dukungan Jokowi terhadapanya dan sikap skeptism Fadli Zon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun