Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Para Pemenang di Balik Pemilihan Umum

8 Desember 2016   08:03 Diperbarui: 8 Desember 2016   09:19 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rob Allyn (sumber:indonesiafilmcenter.com)

Harvey LeRoy ‘Lee’ Atwater

Kepada Harian The New York Times, Lee menyebut dua tujuan hidupnya: mengatur kampanye presiden dan menjadi Ketua untuk Partai. Kedua cita-cita Lee terwujud. Dia menjabat sebagai Ketua RNC atas usahanya memenangkan Geroge H.W. Bush pada Pilpres AS 1989. Kemenangan Ronald Reagen dan George H.W. Bush sebagai Presiden AS tidak dapat dilepaskan dari taktik racikannya.

Dilansir dari laman nytimes.com, keterlibatan Lee pertama kali dalam kampanye tampak ketika memenangkan Ronald Reagen sebagai Capres dari Partai Republik. Usianya terbilang masih sangat muda saat itu, 29 tahun, untuk menempati posisi sebagai koordinator kampanye.

Lee Atwater (sumber gambar: greatthoughtreasure.com)
Lee Atwater (sumber gambar: greatthoughtreasure.com)
Meski berhasil mengantar Reagen dan Bush ke Gedung Putih, Lee sebenarnya merupakan perancang strategi yang cukup berbahaya. Kepada Republik pada pilpres 1988, sarannya, jangan mengembangkan isu, yang menurutnya, tidak akan menarik pemilih di sana. Lee meminta Bush untuk menciptakan kasus terhadap lawannya, bahwa orang tersebut adalah orang jahat.

Laman merdeka.com bahkan lebih keras. Jonas Tobing, dalam artikelnya sampai menyebut Lee sebagai ahli plintir (spin doctor) nomor wahid. Lagi pula pilihan Lee memang cenderung membangkitkan sentimen rasial. Contohnya ketika dia menjadi operator politik Strom Thurmond, seorang senator dari South Carolina yang menentang hak-hak sipil kepada kaum kulit hitam.

Lee menutup mata di usia yang sangat muda, 40 tahun, akibat tumor otak yang menyerangnya.

(tulisan ini pertama kali dimuat pada laman www.indoneside.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun