Mohon tunggu...
Demara Efrandsa Assabella
Demara Efrandsa Assabella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anaknya Papa Jon

I like the sun but not with the light Elvano

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Panggung Krapyak, Ternyata Bersangkutan Dengan Kesultanan

15 Desember 2021   09:19 Diperbarui: 15 Desember 2021   09:29 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panggung Krapyak (sumber: Naimajiwo)

Panggung Krapyak merupakan implementasi dari panggung kehidupan yang berarti di dalam kehidupan setiap orang memiliki peran dan mengalami peristiwa suka maupun duka. Panggung Krapyak, sebuah bangunan peninggalan dari Raja Mataram Islam ke-II yang bernama Raja Hanyokrowati.

Bangunan ini memiliki bentuk yang unik dan terdiri dari dua lantai. Apabila diperhatikan menyerupai bentuk panggung karena bangunannya yang tinggi menjulang. Inilah alasan mengapa disebut Panggung Krapyak. 

Dulunya daerah ini merupakan hutan belantara bernama Krapyak yang masih banyak hewan liar. Salah satunya adalah rusa yang memiliki arti dalam bahasa jawa menjengan. Itulah alasan mengapa tempat ini juga disebut kandang menjangan.

Tempat ini dahulu terbuka untuk umum sehingga pengunjung bisa berkeliling dan masuk ke bagian dalam dan bagian atas. Namun, setelah Yogyakarta dilanda gempa pada tahun 2006, tempat ini sedikit mengalami kerusakan sehingga dilakukan renovasi yang berakibat pada pembatasan akses.

Panggung Krapyak memiliki hawa yang dingin baik di lantai satu dan di lantai dua, tetapi ada gambaran kisah pilu yang terjadi tempat tersebut. Ada beberapa hal yang kita bahas tentang Panggung Krapyak mulai dari peristiwa perburuan, pertahanan hingga pembunuhan yang terjadi ditempat ini.

Peristiwa pertama yang kita bahas yaitu mengenai perburuan. Dulunya Panggung Krapyak dijadikan tempat untuk berlindung dari hewan liar oleh Raja Hanyokrowati ketika sedang berburu di hutan Krapyak. 

Maka dari itu, bangunan pada lantai satu memiliki jendela dan pintu yang apabila dilihat dari luar hanya seperti lubang besar tanpa penutup. Namun, pada bagian dalam terdapat besi yang berguna menghalangi hewan liar untuk masuk.

Lantai dua  Panggung Krapyak hanya berupa tempat kosong tanpa menggunakan atap. Raja Hanyokrowati suka sekali berburu maka Beliau membangun sebuah tempat yang dapat digunakan untuk mengintai mangsa buruannya, sekaligus tempat yang dapat digunakan untuk beristirahat.

 

Raja selanjutnya yang juga gemar berburu adalah Sultan Hamengkubuwono I. 

Peristiwa kedua yang ada di Panggung Krapyak adalah mengenai pertahanan. Pada masa dahulu tempat ini juga digunakan untuk tempat memantau musuh. Jika ada serangan informasi akan cepat tersampaikan ke keraton.

Lantai 1 Panggung Krapyak ( sumber: kebudayaan.kemendikbud)
Lantai 1 Panggung Krapyak ( sumber: kebudayaan.kemendikbud)

Peristiwa ketiga mengenai pembunuhan. Peristiwa ini berkaitan dengan politik tahta yang menurut kisah raden mas Jolang atau Raja Hanyokrowati adalah raja Mataram Islam kedua. Selain itu, juga merupakan putra dari Panembahan Senopati. 

Sebenarnya Panembahan Senopati memiliki dua putra lainnya yakni Pangeran Juminah dan Pangeran Lempuyang. Pengangkatan Raden Mas Jolang mengakibatkan iri hati serta amarah dari putra Panembahan Senopati lainnya.

 

Namun, pengangkatan Raden Mas Jolang sebagai raja kala itu juga merupakan hasil dari pemilihan wahyu dari gusti sendiri. Singkat cerita, Raden Mas Jolang sudah naik tahta dan bergelar Kanjeng Sunan Hadi Hanyokrowati. 

Suatu hari saat sedang berburu di Hutan Krapyak, tempat yang seharusnya steril dari musuh namun saat itu terbobol dan mengakibatkan tewasnya Raja Hanyokrowati. Hal ini yang menyebabkan gelar Raja Hanyokrowati menjadi Pangeran Seda Krapyak yang dalam bahasa Indonesia mempunyai arti Pangeran yang meninggal di Krapyak.

 

Raja Hanyokrowati bukan dibunuh secara tiba-tiba saat berburu tetapi memang ada penyergapan dan terjadi perang antara Mataram Islam dengan penyerang yang mengakibatkan tewasnya Raja Hanyokrowati. Dalang dari peristiwa wafatnya Raja Hanyokrowati berasal dari Juminahan.

 

Juminahan dulunya sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Pangeran Juminah. Sampai saat ini Juminahan masih terabadikan sebagai nama kampung yang ada di Yogyakarta. 

Penyergapan tersebut bertujuan untuk merebut tahta Mataram. Sebenarnya tidak ada rencana pembunuhan, Raja Hanyokrowati pada saat itu mencoba menyelamatkan seorang ibu yang merupakan abdi dalem keraton. 

Peristiwa tersebut menyebabkan Raja Hanyokrowati tidak sengaja tertusuk senjata oleh seorang abdi dalem Juminahan yang bernama Mijen.

 

Nah itu dia sejarah singkat Panggung Krapyak yang banyak orang belum mengetahuinya. Belajar dan membicarakan sejarah memang seru dan memperbanyak ilmu pengetahuan  apalagi tentang sejarah negara sendiri. Semoga bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun