Peristiwa kedua yang ada di Panggung Krapyak adalah mengenai pertahanan. Pada masa dahulu tempat ini juga digunakan untuk tempat memantau musuh. Jika ada serangan informasi akan cepat tersampaikan ke keraton.
Peristiwa ketiga mengenai pembunuhan. Peristiwa ini berkaitan dengan politik tahta yang menurut kisah raden mas Jolang atau Raja Hanyokrowati adalah raja Mataram Islam kedua. Selain itu, juga merupakan putra dari Panembahan Senopati.Â
Sebenarnya Panembahan Senopati memiliki dua putra lainnya yakni Pangeran Juminah dan Pangeran Lempuyang. Pengangkatan Raden Mas Jolang mengakibatkan iri hati serta amarah dari putra Panembahan Senopati lainnya.
Â
Namun, pengangkatan Raden Mas Jolang sebagai raja kala itu juga merupakan hasil dari pemilihan wahyu dari gusti sendiri. Singkat cerita, Raden Mas Jolang sudah naik tahta dan bergelar Kanjeng Sunan Hadi Hanyokrowati.Â
Suatu hari saat sedang berburu di Hutan Krapyak, tempat yang seharusnya steril dari musuh namun saat itu terbobol dan mengakibatkan tewasnya Raja Hanyokrowati. Hal ini yang menyebabkan gelar Raja Hanyokrowati menjadi Pangeran Seda Krapyak yang dalam bahasa Indonesia mempunyai arti Pangeran yang meninggal di Krapyak.
Â
Raja Hanyokrowati bukan dibunuh secara tiba-tiba saat berburu tetapi memang ada penyergapan dan terjadi perang antara Mataram Islam dengan penyerang yang mengakibatkan tewasnya Raja Hanyokrowati. Dalang dari peristiwa wafatnya Raja Hanyokrowati berasal dari Juminahan.
Â
Juminahan dulunya sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Pangeran Juminah. Sampai saat ini Juminahan masih terabadikan sebagai nama kampung yang ada di Yogyakarta.Â