Adapun pasangan calon Rusdy Mastura atau Bung Cudi dan Sulaiman Agusto Hambuako (SANGGANIPA) saat ini belum melakukan deklarasi, karena masih intens berupaya menggenapkan parpol pengusung.
Untuk bisa berkontestasi, maka Bung Cudi harus mendapatkan PDI Perjuangan dan Perindo lebih dahulu. Jika demikian yang diskemakan, maka 9 kursi sudah tersedia dan tersisa 2 Â kursi lagi untuk menggenapkan 11 kursi.
Lalu dari mana 2 kursi tambahan tersebut didapatkan? Â Serta parpol mana yang kemungkinan besar berubah haluan dan berlabuh ke Bung Cudi? Waktu jua yang akan menjawabnya.
Situasi konstalasi politik diakui sangat ketat. Namun hingga kini Bung Cudi masih optimis bisa berkontestasi dalam Pilgub Sulteng. Ini bisa menjadi sinyalemen, bahwa sudah ada parpol lain yang 'merapat' ke Bung Cudi.
Soal apakah dukungan parpol bakal terpenuhi untuk bisa mengusung nantinya, terpulang pada kelihaian langgam politik seorang Bung Cudi dan pasangannya, dalam melobi elit parpol di tingkat pusat.
Dengan perolehan kursi yang melebihi dari persyaratan yang sudah ditentukan, maka pasangan calon kandidat BERAMAL dan BERANI secara de facto, sudah bisa dipastikan dapat berkontestasi pada Pilgub Sulteng.
Namun secara de jure akan dibuktikan saat pendaftaran ke KPUD Sulteng dengan menyertakan berkas persyaratan. Berupa formulir Model B PERSETUJUAN PARPOL KWK dan formulir Model B PENCALONAN PARPOL KWK. Sebagaimana diatur dalam PKPU no 8 tahun 2024.
Adanya dialektika di ruang publik, pasangan calon yang sudah deklarasi belum keseluruhan mengantongi dokumen Model B KWK sebagai persyaratan pendaftaran ke KPUD, hanya pasangan calon dan pimpinan parpol di tingkat pusat dan provinsi yang lebih tahu.
Masyarakat awam terlebih komunitas warung kopi, hanya bisa menyimak perkembangan terkini sembari berdialektika. Terkait gonjang-ganjing dukungan parpol yang berpotensi berpindah haluan, ke pasangan kandidat lain.