Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Memperkuat Konektivitas Maritim Sulawesi Tengah Lewat KM Dharma Kencana V

26 Juli 2024   19:39 Diperbarui: 31 Juli 2024   02:31 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi di dalam KM Dharma Kencana V. Dok PT DLU

Potret KM Dharma Kencana V saat berlayar. (Dokumentasi PT Dharma Lautan Utama) 

Pelabuhan Donggala Sulawesi Tengah (Sulteng) mencatat sejarah dengan hadirnya KM Dharma Kencana V, sebagai moda transportasi laut dalam negeri yang melayani trayek Palu (Donggala) - Balikpapan - Surabaya pulang pergi (PP).

KM Dharma Kencana V yang dikelola PT Dharma Lautan Utama (DLU), sandar di pelabuhan Donggala pada Kamis malam tanggal 25 Juli 2024. Adapun pemberangkatan perdana dari Donggala menuju Surabaya, pada hari Sabtu 27 Juli 2024 dengan transit lebih dulu di Balikpapan.

Mengapa sejarah? Pertama, karena inilah untuk pertama kalinya akses angkutan penumpang dan kendaraan (mobil dan truk) via moda transportasi laut dari Donggala Sulteng ke Surabaya pulau Jawa, terlayani lewat KM Dharma Kencana V.

Selama ini angkutan kendaraan roda empat dari wilayah Sulteng terlayani oleh KM Dharma Kencana VII yang bersandar di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar. Selanjutnya melanjutkan perjalanan darat kurang lebih 800 kilometer ke Palu Sulteng.

Adapun untuk angkutan penumpang dan kendaraan dari Palu ke Balikpapan selama ini terlayani lewat kapal ferry di pelabuhan penyeberangan Taipa Palu. Dimana jadwal pelayaran dua kali dalam seminggu.

Namun kapasitas dan jumlah angkutan, berbeda jauh dengan yang ada di KM Dharma Kencana V. Dimana bisa mengangkut sebanyak 1400 penumpang dan 300 unit kendaraan roda empat.

Kedua, KM Dharma Kencana V bersandar dan beroperasi di pelabuhan Donggala selaku pelabuhan pengumpul, bukan di pelabuhan utama Pantoloan Palu. Ini membuktikan pelabuhan Donggala siap memperkuat sektor maritim Sulteng, lewat angkutan pelayaran dalam negeri lintas provinsi.

Selama ini, pelabuhan utama Pantoloan melayani angkutan pelayaran dalam negeri milik PT Pelni. Yakni KM Labobar dan KM Lambelu. Namun kedua KM tersebut hanya untuk angkutan penumpang, tidak untuk angkutan kendaraan roda empat.

KM Labobar sendiri memiliki trayek dari Pantoloan - Balikpapan - Surabaya. Namun juga melintasi trayek lain seperti Bau-bau, Ambon hingga ke Papua. Dimana butuh durasi waktu hingga hampir dua minggu, untuk melayani angkutan penumpang dari Pantoloan ke Surabaya.

Seperti diketahui pelabuhan utama Pantoloan, pelabuhan pengumpul Donggala, dan pelabuhan penyeberangan Taipa, semuanya berada di kawasan Teluk Palu.

Dimana ketiga pelabuhan ini berperan besar terhadap peradaban angkutan transportasi laut dan perdagangan di Sulteng. Peran ketiga pelabuhan ini sudah saya tulis dalam artikel berjudul, Andil Dermaga di Teluk Palu bagi Peradaban dan Perekonomian Daerah.

Pelabuhan Donggala sendiri, sudah melalui tahap rehabilitasi dan rekonstruksi lewat program strategis nasional, untuk sarana dermaga. Dan telah diresmikan oleh Presiden Jokowi pada bulan Maret 2024 lalu.

Kondisi di dalam KM Dharma Kencana V. Dok PT DLU
Kondisi di dalam KM Dharma Kencana V. Dok PT DLU

Dimana dermaga pelabuhan Donggala saat ini sudah mampu melayani kapal dengan kapasitas lebih besar. Termasuk KM Dharma Kencana V dengan panjang 170 meter dan lebar 27 meter.

Dengan menjadi pelabuhan pemberangkatan untuk KM Dharma Kencana V, pelabuhan Donggala akan memperkuat sektor maritim di Sulteng, untuk pelayaran lintas perairan Selat Makassar dan Laut Jawa.

Penantian lama masyarakat (penumpang) dan pelaku usaha di wilayah Sulteng, terhadap keberadaan kapal yang dapat membawa kendaraan dan logistik via transportasi laut langsung ke pulau Jawa, terjawab lewat kehadiran KM Dharma Kencana V.

Tentu ini berkat kolaborasi bersama antara pemerintah pusat lewat Kementerian Perhubungan, pemprov Sulteng, pemkab Donggala dan pihak PT DLU sebagai penyedia KM Dharma Kencana V.

Sebelumnya pemprov Sulteng lewat Gubernur Rusdy Mastura menyampaikan permintaan ke pemerintah pusat, untuk penambahan armada kapal guna mendukung konektivitas maritim di Sulteng. Pada akhirnya terjawab lewat keberadaan armada kapal dari PT DLU. 

Dengan adanya KM Dharma Kencana V yang beroperasi secara langsung dan rutin dari pelabuhan Donggala, akan memangkas biaya dan waktu perjalanan ke Surabaya via Makassar. Akses langsung ke Surabaya juga akan mempercepat konektivitas pelayaran.

Bukan hanya warga Sulteng yang terlayani, warga dari provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), dipastikan akan memilih merapat ke pelabuhan Donggala. Ketimbang harus ke Makassar yang jaraknya lebih jauh untuk pelayaran ke Surabaya.

Pilihan untuk menjadikan pelabuhan Donggala sebagai operasional KM Dharma Kencana V, merupakan pilihan yang tepat. Mengingat pelabuhan Pantoloan sudah disibukkan dengan angkutan kapal barang dan juga kapal Pelni.

Membandingkan dengan KM Dharma Kencana VII yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, terkadang harus berlabuh dulu beberapa jam di laut, mengingat masih ada kapal yang sandar di dermaga.

Tentunya dengan beroperasi di Pelabuhan Donggala, KM Dharma Kencana V tidak harus berlabuh berjam-jam di Teluk Palu, agar bisa bersandar sesuai jadwal.

Selain itu dengan adanya KM Dharma Kencana V yang membawa banyak penumpang, akan menghidupkan perekonomian warga lokal Donggala yang berdagang di sekitar pelabuhan.

Sebagaimana di pelabuhan Pantoloan saat kapal Pelni masuk sesuai jadwal, banyak warga lokal yang menjajakan dagangan bagi penumpang yang datang maupun bepergian. Ini dampak positif dari konektivitas maritim yakni mendongkrak perekonomian warga setempat.

Pelayaran Bersih dan Mewah

Walau belum sempat merasakan pelayaran bersama KM Dharma Kencana V, namun saya sudah pernah merasakan kapal yang sama yakni KM Dharma Kencana VII, saat pelayaran dari Surabaya ke Makassar beberapa waktu lalu

Kapal milik PT DLU ini selain berukuran besar, juga terkesan mewah dan bersih. Selain itu pelayanan konsumsi bagi penumpang kategori kelas dan ekonomi juga bagus. Mungkin karena dikelola oleh swasta, sehingga mengutamakan kebersihan dan pelayanan yang mumpuni.

Potret KM Dharma Kencana VII di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dok Pri
Potret KM Dharma Kencana VII di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dok Pri

Tentu diharapkan akan berlaku juga untuk KM Dharma Kencana V yang sudah resmi beroperasi di Sulteng. Euforia warga menikmati kapal penumpang bersih dan mewah, kiranya akan menjadi peradaban baru transportasi angkutan laut di Sulteng.

Harga tiket penumpang per orang juga cukup terjangkau. Dilihat dari daftar harga KM Dharma Kencana V, untuk kategori ekonomi dewasa non seat Donggala - Surabaya sebesar Rp432.500. Adapun untuk kelas I dewasa Rp777.500 dan VIP dewasa seharga Rp837.500.

Bandingan dengan harga tiket pesawat terbang untuk rute Palu ke Surabaya sebesar Rp1.500.000. Disparitas harga yang cukup jauh antara transportasi laut dan udara ini, tentu membantu masyarakat yang memiliki finansial terbatas untuk bepergian. Namun bisa menikmati fasilitas kapal mewah.

Keberadaan KM Dharma Kencana V tentu menjawab kebutuhan sektor maritim, khususnya untuk kebijakan tol laut di Sulteng. Sebagai wilayah terbesar di Pulau Sulawesi serta animo masyarakat yang begitu besar menggunakan transportasi laut, keberadaan armada kapal yang lebih banyak tentu sangat dibutuhkan.

Dalam artikel saya berjudul Mewujudkan Tol Laut di Sulawesi Tengah menyebutkan, letak wilayah Sulteng yang strategis dalam konteks regional serta kawasan, memerlukan keberadaan sarana tol laut yang memadai. Guna berkompetisi dan berdaya saing dengan daerah lain di sektor maritim.

Juga dalam artikel berjudul Akselerasi Kerjasama Lintas Provinsi di Selat Makassar menyebutkan, intensitas konektivitas transportasi laut di Sulteng jika dibandingkan dengan daerah lain dalam kawasan Selat Makassar, masih mengalami disparitas.

Sementara Sulteng sebagai daerah penyangga IKN Nusantara membutuhkan konektivitas yang memadai lewat dukungan empat elemen pendukung tol laut. Yakni pelabuhan, armada kapal, sistim logistik dan hubungan antar lembaga.

Dalam buku Tol Laut; Konektivitas Maritim Indonesia menyebutkan, pengertian tol laut adalah konektivitas laut yang efektif berupa adanya kapal yang melayari secara rutin dan terjadwal dari barat sampai ke timur.

Dimana ada tiga aspek yang ingin dicapai dalam program tol laut, yakni ketersediaan (availability), kemudahan akses (accessibility) dan memperkecil disparitas harga (affordability).

Maka dengan kehadiran KM Dharma Kencana V milik PT DLU yang beroperasi di pelabuhan Donggala, akan mendukung keberadaan kapal Pelni dan kapal penyeberangan dalam memperkuat konektivitas maritim di wilayah barat Sulteng.

Tentu diharapkan konektivitas maritim ini juga berlaku untuk wilayah timur Sulteng yang dominan dengan keberadaan pulaunya. Yakni penambahan armada kapal untuk angkutan penumpang, barang dan kendaraan lintas daerah dan provinsi.

Dengan demikian tiga aspek yang dicapai lewat keberadaan tol laut bisa diakomodir, dan Sulteng akan semakin maju dan berkembang lewat pengelolaan sektor Maritim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun