Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Fenomena Klasis Rampi, Otokritik Terhadap Kesenjangan Konektivitas

23 Juli 2024   10:53 Diperbarui: 24 Juli 2024   12:28 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan narasumber dari pemerintah, legislatif, lembaga non pemerintah, tokoh masyarakat dan akademisi. Tujuannya agar bisa sharing informasi dan masukan, terkait permasalahan yang dihadapi pemuda, gereja dan masyarakat.

Juga perlu menyisipkan kegiatan workshop atau pelatihan yang terkait skill maupun knowledge pemuda. Seperti passion of knowledge (pengembangan bakat), content creator (membuat konten), content writer (penulis konten), public speaking (kemampuan berbicara) dan sebagainya.

Tujuannya agar kelak pemuda bisa mengeksplor gagasan, inspirasi dan aspirasi, bagi masa depan pemuda, gereja dan peradaban. Semakin banyak gagasan dan inspirasi yang dieksplor ke ruang publik, semakin banyak referensi dan edukasi yang didapatkan.

Tidak perlu banyak pemuda yang ikut workshop, cukup 10-20 orang dari ribuan pemuda yang hadir di PRPG. Sehingga out putnya, bukan hanya menghasilkan prestasi dari kegiatan lomba, namun juga dampak positif dari kegiatan workshop dan dialog publik.

Euforia PRPG sudah berlalu, pemuda GKST kembali ke kehidupan nyata. Perlu diingat, hidup pemuda berdampingan dengan urusan keseharian dan realitas kekinian. Sebagaimana yang dialami pemuda Klasis Rampi, kembali bergumul dengan realitas kesenjangan di depan mata

Simpati dan empati tidak bisa menjadi solusi untuk meretas kesenjangan tersebut. Hanya langkah terobosan dan aksi nyata yang bisa mengatasinya. Karena itu pemuda sebagai generasi penerus bangsa perlu berperan dan berkontribusi nyata lewat passion yang dimiliki.

Tak terkecuali pemuda GKST sebagai garda terdepan Lembaga Keumatan yang memiliki potensi besar, perlu turut berkontribusi bagi masa depan peradaban jemaat dan daerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun