Bagi nelayan kecil, tradisional dan buruh harus mendapatkan dukungan sarana dan peralatan. Baik berupa perahu tangkap, mesin katinting, tali rumpon, smart fishing, jaring apung, serta peralatan tangkap lain yang dibutuhkan.
Tidak semua nelayan di Sulteng memiliki sarana tersebut. Sementara bantuan pemerintah daerah terhadap sarana tersebut bagi nelayan sangat terbatas. Tidak heran jika ditemui, nelayan yang turun melaut dengan sarana yang terbatas.
Bagi nelayan yang menangkap di laut dalam dengan hasil tangkap lebih banyak, membutuhkan tempat pendaratan ikan (TPI) serta gudang pendingin ikan (cold storage) agar kondisi ikan bisa awet. Juga membutuhkan sarana kapal tangkap yang lebih memadai.
Keberadaan TPI di beberapa daerah di Sulteng ada dalam kondisi kurang memadai. Salah satunya TPI Komaligon di Kabupaten Buol yang sudah ditinjau oleh Dislutkan Sulteng beberapa waktu lalu dan akan segera diperbaiki.
Keterbatasan Dislutkan Sulteng dalam mengakomodir keseluruhan sarana dan peralatan yang dibutuhkan, menjadi kendala dalam memaksimalkan produktivitas nelayan. Belum lagi keterbatasan dalam melakukan pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek), guna meningkatkan sumber daya nelayan.
Hilirisasi Untuk Nilai Tambah
Menjadi pertanyaan, mana yang harus didahulukan oleh pemerintah provinsi Sulteng. Apakah mewujudkan kemandirian pangan (maritim) atau mewujudkan hilirisasi perikanan lewat industri pengolahan?
Jika bisa mewujudkan keduanya mengapa tidak. Kemandirian pangan penting untuk ketersediaan  sekaligus, menstabilkan harga pasar. Hilirisasi perikanan juga penting untuk meningkatkan nilai produksi turunan yang dampaknya pada kesejahteraan nelayan.
Berdasarkan data BPS RI, produksi perikanan tangkap Sulteng meliputi perairan laut dan perairan umum darat cukup signifikan. Dimana nencapai 100 ribu hingga 200 ribu ton per tahun.
Hasil tangkapan tersebut bahkan sudah diekspor dalam bentuk bahan mentah ke beberapa negara. Baik di Asia, Eropa maupun Amerika.
Dengan hasil produksi perikanan tangkap yang cukup besar setiap tahunnya, maka peluang untuk agenda hilirisasi perikanan dalam bentuk produk turunan sangat prospek.