Dalam kesempatan pidatonya Jokowi mengatakan, Indonesia harus menuju pada sebuah negara yang lebih produktif. Juga memiliki daya saing, serta memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi secara global.
Dalam sisa lima bulan masa kepemimpinannya, Jokowi terus bekerja mengimplementasikan program visi Indonesia Maju. Terus turun ke daerah untuk meresmikan proyek pembangunan, memantau kondisi stabilitas pangan, sekaligus menyerap aspirasi masyarakat.
Artinya dalam masa transisi kepemimpinannya, tidak ada waktu bagi Jokowi untuk berleha-leha. Sebaliknya terus bekerja untuk melayani kepentingan masyarakat, sekaligus meretas beragam problematika  yang ada di daerah lewat visi Indonesia maju.
Bagi pasangan Prabowo-Gibran masa transisi saat ini adalah momentum untuk mematangkan program, agenda dan perangkat untuk kelanjutan visi Indonesia Maju pada lima tahun ke depan. Kelak ketika dilantik nanti, langsung action dan tidak menoleh ke belakang, karena ada aspek yang tertinggal.
Kesiapan tersebut dimulai dengan membangun komunikasi politik lintas elit dan stakeholder, untuk menyamakan paradigma. Terkait program, agenda dan perangkat yang dibutuhkan dalam implementasi visi Indonesia Maju yang menjadi konsepsi politik Prabowo-Gibran.
Dalam membangun komunikasi politik tentu tidak bisa dielakkan adanya pro kontra. Ini wajar saja, mengingat mengelola urusan rakyat dan negara tidak bisa dilepaskan dari aspek penolakan maupun dukungan dari berbagai pihak.
Namun sebagai pasangan pemenang Pemilu yang mendapat legitimasi dari mayoritas rakyat Indonesia, Prabowo-Gibran harus tetap meyakini apa yang menjadi konsepsi politiknya, sehingga tetap on the track pada keberlanjutan visi Indonesia Maju di masa kepemimpinan keduanya.
Realitas Problem Krusial di Daerah
Dalam artikel saya berjudul Menatap Kemajuan Daerah Pasca Pemilu menyebutkan, potret keberadaan daerah di Indonesia berpusar pada dua hal, yakni kesenjangan (disparitas) dan kemiskinan.
Namun tidak bisa dinafikan bahwa ada realitas lain yang dampaknya rentan dirasakan oleh masyarakat jika lalai untuk ditangani. Yakni krisis pangan, energi, kerusakan lingkungan serta degradasi kebangsaan akibat merosotnya nilai-nilai budaya bangsa.