Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Antara Rekonstruksi, Destinasi Wisata, dan Geliat Ekonomi Masyarakat Palu

7 Maret 2024   19:47 Diperbarui: 8 Maret 2024   11:14 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keberadaan tanggul penahan ombak di Pantai Talise Palu menjadi destinasi yang dikunjungi warga. (Dokumentasi Pribadi) 

Sore menjelang senja, masyarakat Palu terlihat bersantai d iatas tanggul penahan ombak yang berada di kawasan Pantai Talise. Ada yang sekedar menikmati pemandangan Teluk Palu yang eksotis, namun ada juga yang bersantai sembari menikmati kuliner yang dijajakan di lokasi tersebut.

Keberadaan tanggul penahan ombak di sepanjang Pantai Talise, kini menjadi destinasi wisata bagi masyarakat Palu untuk beraktivitas, sekaligus bersantai menikmati keindahan panorama Teluk Palu.

Selain itu menjadi destinasi kuliner bagi para pelaku usaha (pedagang) yang berjualan berbagai makanan dan minuman. Masyarakat yang datang berkunjung sembari menikmati kuliner yang dijual, berdampak bagi pendapatan ekonomi para pelaku usaha setempat.

Seperti pada sore beberapa hari lalu, saya menyampatkan datang bersantai di Pantai Talise sembari menikmari segelas minuman cappucino panas seharga Rp 10 ribu. Saya memilih salah satu stand kuliner dengan view menghadap langsung ke Teluk Palu, agar lebih rileks menikmati pemandangan.

Yang menarik, tempat santai tersebut berada di atas tanggul penahan ombak yang berada di ketinggian pantai. Maka landscape Teluk Palu dengan berbagai elemennya terlihat jelas. Mulai dari perairan pantai, hingga pegunungan menyatu dengan panorama senja yang eksotis.

Saya lalu menyempatkan berjalan-jalan sejenak di atas tanggul penahan ombak yang menjorok ke arah perairan teluk. Saya bertemu sejumlah warga yang lagi duduk santai di tanggul sembari menikmati kuliner. Ada juga warga yang sernentara melakukan aktivitas memancing.

Keindahan panorama senja di Teluk Palu. Dok Pri
Keindahan panorama senja di Teluk Palu. Dok Pri

Terlihat tanggul setinggi empat meter tersebut dibangun dengan konstruksi batu-batu berukuran besar. Deburan ombak yang tertiup sepoi angin, tertahan oleh keberadaan tanggul. Itulah fungsinya sebagai penahan ombak, agar air laut tidak masuk ke daratan.

Namun sejatinya, tujuan pembangunan tanggul penahan ombak tersebut adalah untuk mengantisipasi terjadinya tsunami di Teluk Palu. Seperti diketahui pada tahun 2018 lalu, terjadi gempa dasyat dan tsunami di Teluk Palu yang membuat kawasan tersebut porak poranda.

Namun kini wajah Pantai Talise berubah dengan keberadaan tanggul penahan ombak. Geliat aktivitas masyarakat di kawasan tersebut selalu ramai. Termasuk geliat ekonomi oleh keberadaan pelaku usaha kuliner yang mengundang kehadiran banyak pengunjung.

Rekonstruksi Masih Berjalan

Tanggul penahan ombak yang dibangun oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III Kementerian PUPR, merupakan bagian dari program rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab rekon) pasca gempa Palu. Sebagaimana tertuang dalam Inpres Nomor 10 tahun 2018 yang diteken oleh Presiden Jokowi.

Rekonstruksi tanggul sepanjang tujuh kilometer di kawasan Pantai Talise yang menggunakan APBN, sudah selesai dikerjakan akhir tahun 2020 lalu. Semenjak pembangunan tanggul selesai, memacu geliat aktivitas ekonomi masyarakat Palu yang sebelumnya terhenti total akibat tsunami.

Pekerjaan rekonstruksi infrastruktur jalan yang terus digenot. Dok Pri
Pekerjaan rekonstruksi infrastruktur jalan yang terus digenot. Dok Pri

Bahan material untuk rekonstruksi infrastruktur jalan. Dok Pri
Bahan material untuk rekonstruksi infrastruktur jalan. Dok Pri

Di tahun 2024 saat ini, pekerjaan fisik rekonstruksi infrastruktur masih terus berlanjut di kawasan Teluk Palu. Maliputi pekerjaan pembangunan jembatan Palu IV dan ruas jalan kawasan Pantai Talise. Ini berarti enam tahun sudah, program rehab rekon dikerjakan pasca gempa.

Geliat rekonstruksi infrastruktur oleh Balai Pelaksans Jalan Nasional (BPJN) Sulteng Kementerian PUPR bekerjasama dengan JICA, terlihat di ruas jalan Cumi-Cumi kawasan Pantai Talise yang terus digenjot pekerjaanya sepanjang 2,4 kilometer.

Ruas jalan yang dikerjakan terlihat lebih tinggi, bahkan melewati tanggul penahan ombak yang sudah lebih dulu dikerjakan. Sejumlah alat berat dikerahkan dalam pelaksanaan rekonstruksi infrastruktur tersebut. Rekonstruksi ruas jalan ini diharapkan dapat menghubungkan aksesibilitas jalur logistik Kota Palu.

Mengacu pada Undang-Undang no 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dimaksud rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat, sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana.

Dimana sasaran utamanya adalah untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana.

Sementara yang dimaksud rekonstruksi adalah, pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, pada wilayah pasca bencana. Baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat.

Keberadaan alat berat untuk pekerjaan rekonstruksi. Dok Pri
Keberadaan alat berat untuk pekerjaan rekonstruksi. Dok Pri

Adapun sasaran utama adalah, tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, serta tegaknya hukum dan ketertiban. Termasuk bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, pada wilayah pasca bencana.

Sebagaimana dalam pasal 57, pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi masuk dalam kategori penanggulangan pasca bencana. Dimana pada pasal 59, rekonstruksi yang dimaksud meliputi pembangunan kembali prasarana dan sarana, serta pembangunan kembali sarana sosial masyarakat.

Selanjutnya pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat. Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana. Peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya. Peningkatan fungsi pelayanan publik dan peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.

Melihat durasi waktu pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang sudah memasuki tahun keenam di kawasan Pantai Talise, tidak lepas dari kompleksitas penanganan yang harus diatasi. Baik dari aspek pendanaan, pembebasan lahan, serta koordinasi lintas sektoral.

Karena untuk rehabiitasi dan rekonstruksi sarana dan infrastruktur di kawasan Pantai Talise membutuhkan anggaran yang cukup besar. Mencapai triliunan rupiah. Mengingat rekonstruksi yang dilakukan harus mempertimbangkan aspek teknis. Yakni harus bisa menahan dampak gempa dan tsunami.

Literasi Mitigasi Bencana

Upaya merekonstruksi saraba dan infrastruktur di kawasan Pantai Talise oleh pemerintah, harus diakui telah kembali memulihkan geliat aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat di Kota Palu.

Namun demikian, guna mengantisipasi datangnya bencana gempa sewaktu-waktu, maka upaya mitigasi mutlak dibutuhkan bagi masyarakat yang beraktivitas di kawasan Pantai Talise.

Keberadaan stand kuliner, wujud geliat ekonomi masyarakat. Dok Pri
Keberadaan stand kuliner, wujud geliat ekonomi masyarakat. Dok Pri

Aktivitas warga di tanggul penahan ombak. Perlu penguatan literasi mitigasi bencana. Dok Pri
Aktivitas warga di tanggul penahan ombak. Perlu penguatan literasi mitigasi bencana. Dok Pri

Pada pasal 47 UU tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan, mitigasi bencana dilakukan untuk mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana.

Adapun kegiatan mitigasi sebagaimana di maksud dalam UU, berupa pelaksanaan pengaturan dan pembangunan infrastruktur. Serta penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan, baik secara konvensional maupun modern.

Terkait mitigasi tersebut, infrastruktur vital yang dibutuhkan adalah jalur mitigasi saat gempa terjadi. Ini penting guna meminimalisir resiko bencana. Demikian pula untuk kegiatan penyuluhan atau pelatihan perlu dilakukan secara tentatif, agar masyarakat mempunyai literasi terkait mitigasi bencana yang mumpuni.

Rekonstruksi infrastruktur pasca gempa untuk kepentingan publik yang tengah digenjot saat ini memang penting dilakukan. Apalagi demi memulihkan kawasan yang dulunya porak poranda, menjadi destinasi yang bisa menumbuhkan aspek sosial dan peningkatan ekonomi masyarakat.

Tentu diharapkan keberadaan rekonstruksi infrastruktur yang dibangun di kawasan Pantai Talise, dapat menumbuhkan rasa percaya masyarakat untuk berkunjung ke destinasi tersebut. Serta dapat memberikan perlindungan bagi masyarakat.

Namun demikian masyarakat harus punya bekal yang baik terkait kesadaran mitigasi bencana pada sebuah destinasi, agar bisa tahu apa yang harus dilakukan saat situasi tak terduga terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun