Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Meneruskan Peran Inisiator Indonesia di Pentas Geopolitik Global

8 Januari 2024   21:45 Diperbarui: 12 Januari 2024   09:35 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana debat ketiga capres yang digelar oleh KPU RI. (Dok Kompas.com/Rony Ariyanto Nugroho)

Debat ketiga calon presiden (capres) yang baru saja digelar, sudah bisa menjadi referensi bagi rakyat Indonesia terhadap figur capres yang visioner terkait peran Indonesia dalam konteks geopolitik global.

Tentu selain terhadap konteks geopolitik nasional, memahami dan mempunyai solusi geopolitik global tak kalah penting. Itulah sebabnya tema geopolitik global menjadi salah satu materi debat capres untuk pendalaman visi misi.

Mengapa penting?

Karena Indonesia punya catatan sejarah, bagaimana di bawah kepemimpinan presiden pertama Sukarno, Indonesia tampil menjadi negara yang disegani dalam konteks geopolitik global saat itu.

Bahkan menjadi garda terdepan dalam menyikapi isu global dengan berperan sebagai inisiator dan mediator dalam pertemuan global. Salah satunya inisiator Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Indonesia juga aktif dalam membangun konsepsi tentang perdamaian dunia. 

Salah satunya di Sidang Umum PBB tahun 1964, di mana Sukarno hadir menyampaikan pidato yang menggetarkan tentang membangun dunia kembali (to build the world a new). Pidato yang hingga kini masih dikenang oleh dunia.

Langgam geopolitik global yang ditunjukkan oleh Sukarno, membuat posisi Indonesia menjadi strategis dan sangat dihormati oleh dunia. Tak heran jika di negara manapun Sukarno berkunjung, selalu mendapat sambutan antusias.

Tradisi peran Indonesia dalam konteks geopolitik global diteruskan oleh kepemimpinan presiden saat ini Jokowi. Indonesia aktif berperan sebagai garda terdepan inisiator geopolitik global yang sudah dilakukan pada era kepemimpinan Sukarno.

Jokowi menjadi salah satu presiden yang terlihat aktif dan sibuk dalam berbagai agenda global, baik konteks regional maupun kawasan. Bahkan Indonesia beberapa kali dipercaya menjadi tuan rumah dalam agenda global.

Diantaranya KTT G20 di Bali tahun 2022 lalu dengan isu sentral soal ekonomi global. Yang menarik dalam KTT ini, Jokowi mengakhiri kepemimpinan sebagai Presiden G20 tahun 2022. Serta KTT ASEAN ke 43 tahun 2023 di Jakarta yang mengangkat isu sentral stabilitas di kawasan Indo Pasifik.

Walaupun ada beberapa isu global yang berbeda dalam era kepemimpinan Sukarno dan Jokowi, namun ada satu kesamaan isu yang masih tetap kontekstual hingga kini, yakni isu penjajahan (perdamaian) dunia. Isu yang hingga saat ini terus diangkat dalam forum-forum global.

Isu yang konsisten dikampanyekan oleh Indonesia dalam pentas global, sebagai implementasi dari amanat pembukaan UUD 1945,yakni Indonesia turut serta dalam menjaga ketertiban dunia.

Presiden Jokowi saat menghadiri perayaan hubungan 50 tahun Asean-Jepang bulan Desember 2023 lalu. (Dok Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi saat menghadiri perayaan hubungan 50 tahun Asean-Jepang bulan Desember 2023 lalu. (Dok Sekretariat Presiden)

Selain isu perdamaian, sejumlah isu yang relevan dalam geopolitik global dimana Indonesia turut terlibat dalam penanganannya, adalah isu ekonomi, pangan, energi, lingkungan, kesehatan, teknologi serta konflik (keamanan) kawasan.

Itulah sebabnya dalam berbagai pertemuan global, sejumlah isu tersebut menjadi tema sentral yang diangkat dalam pembahasan. Di mana Indonesia turut terlibat bahkan menjadi inisiator dalam pembahasan berbagai isu tersebut. 

Salah satunya inisiatif Indonesia dalam penyelesaian konflik (perang) antara Rusia dan Ukraina yang berdampak pada krisis pangan dan energi global. Jokowi bertemu langsung dengan Presiden Rusia dan Ukraina untuk mencari solusi damai.

Juga dalam konflik Israel dan Palestina, Indonesia aktif dalam pertemuan global yang mencari jalan upaya damai. Juga menjadi inisiator dalam menggalang bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina yang terdampak konflik tersebut.

  • Peran sebagai garda terdepan dalam konteks geopolitik global, tentu menjadi tantangan bagi pemimpin Indonesia selanjutnya pasca kepemimpinan presiden Jokowi.

Mengingat krisis multidimensi global diprediksi akan tetap terjadi dan berpotensi menjadi krisis global dan berkaitan dengan stabilitas (keamanan) berbagai negara yang rentan terdampak krisis tersebut.

Sebagai contoh krisis kerusakan lingkungan yang tak terkendali yang berdampak pada pemanasan global yang semakin mengkhawatirkan serta dampak terhadap ketahanan pangan di berbagai negara.

Selain itu krisis energi fosil yang dipastikan semakin menipis karena terus menerus dieksploitasi, sehingga sudah saatnya keberadaan energi hijau digenjot menggantikan energi fosil.

Krisis penggunaan teknologi digital untuk kepentingan proxy war yang berdampak pada stabilitas lintas negara termasuk Indonesia. Salah satu dampak teknologi digital adalah menimbulkan polarisasi akibat informasi hoaks yang tidak bisa dibendung akibat digitalisasi.

Demikian pula krisis konflik kawasan yang berpotensi terus terjadi terutama di kawasan Indo Pasifik yang melibatkan Cina dan Amerika. Serta konflik antara Israel dan Palestina serta Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai.

Sebagai bagian dari peradaban dunia dan menganut politik luar negeri bebas aktif, peran Indonesia sebagai garda terdepan dalam merespons berbagai isu global adalah sebuah keniscayaan.

Tentu intensitas peran geopolitik global yang dilakukan oleh Indonesia terhadap isu global, diharapkan semakin meningkat dan lebih solutif. Bahkan kalau bisa melebihi apa yang sudah dilakukan oleh era kepemimpinan Jokowi saat ini.

Karena itu pemimpin yang punya kemampuan diplomasi serta bargaining position (posisi tawar) mutlak dibutuhkan. Sebagaimana dunia membutuhkan kehadiran sosok kepemimpinan seperti Sukarno dan Jokowi dalam merespons isu global serta familiar dalam hubungan internasional.

Kehadiran Indonesia dalam langgam geopolitik global tentu bukan sebagai 'malaikat' yang dapat menyelesaikan krisis secara sekejap. Juga bukan sebagai 'tukang sulap' yang bisa menghilangkan krisis hanya dengan ucapan sim salabim.

Sebagai salah satu negara besar di dunia, geopolitik nasional Indonesia saat ini bisa dibilang stabil dari berbagai multidimensi. Dan inilah yang membuat Indonesia disegani dan diperhitungkan oleh para pemimpin dunia.

Indonesia tidak boleh lengah, mengingat ancaman krisis global bukan hoaks dan bisa datang sewaktu-waktu. Perlu diingat gangguan stabilitas dan ketahanan dalam negeri, bukan hanya lewat serangan militer semata.

Namun bisa juga lewat berbagai krisis global yang berdampak pada ketahanan negara. Seperti krisis pangan, energi, kesehatan, teknologi dan lainnya. Karena itu dibutuhkan figur pemimpin yang visioner, percaya diri, serta tanggap dalam mengatasi masalah nasional dan global.

Serta pemimpin yang aktif menjadi inisiator dalam hubungan internasional serta dalam membangun kemitraan lintas negara. Pemimpin yang berpengaruh dan didengar masukannya dalam mengatasi krisis global dan upaya penyelesaian konflik kawasan.

Lalu siapa dari ketiga capres yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo yang pantas meneruskan tradisi kepemimpinan Indonesia sebagai garda terdepan dalam menjalankan peran geopolitik global?

Rakyat Indonesia yang mengikuti debat ketiga capres, tentu sudah bisa menilai saat para capres menyampaikan konsepsi politik soal geopolitik global. Juga bisa menilai siapa yang lebih relevan dan substansial saat berdialektika terkait tema tersebut.

Maka pilihan rakyat dalam pemilu nanti, sangat menentukan hadirnya figur pemimpin baru yang bisa membawa Indonesia sebagai negara yang berpengaruh di pentas geopolitik global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun