Walaupun ada beberapa isu global yang berbeda dalam era kepemimpinan Sukarno dan Jokowi, namun ada satu kesamaan isu yang masih tetap kontekstual hingga kini, yakni isu penjajahan (perdamaian) dunia. Isu yang hingga saat ini terus diangkat dalam forum-forum global.
Isu yang konsisten dikampanyekan oleh Indonesia dalam pentas global, sebagai implementasi dari amanat pembukaan UUD 1945,yakni Indonesia turut serta dalam menjaga ketertiban dunia.
Selain isu perdamaian, sejumlah isu yang relevan dalam geopolitik global dimana Indonesia turut terlibat dalam penanganannya, adalah isu ekonomi, pangan, energi, lingkungan, kesehatan, teknologi serta konflik (keamanan) kawasan.
Itulah sebabnya dalam berbagai pertemuan global, sejumlah isu tersebut menjadi tema sentral yang diangkat dalam pembahasan. Di mana Indonesia turut terlibat bahkan menjadi inisiator dalam pembahasan berbagai isu tersebut.Â
Salah satunya inisiatif Indonesia dalam penyelesaian konflik (perang) antara Rusia dan Ukraina yang berdampak pada krisis pangan dan energi global. Jokowi bertemu langsung dengan Presiden Rusia dan Ukraina untuk mencari solusi damai.
Juga dalam konflik Israel dan Palestina, Indonesia aktif dalam pertemuan global yang mencari jalan upaya damai. Juga menjadi inisiator dalam menggalang bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina yang terdampak konflik tersebut.
- Peran sebagai garda terdepan dalam konteks geopolitik global, tentu menjadi tantangan bagi pemimpin Indonesia selanjutnya pasca kepemimpinan presiden Jokowi.
Mengingat krisis multidimensi global diprediksi akan tetap terjadi dan berpotensi menjadi krisis global dan berkaitan dengan stabilitas (keamanan) berbagai negara yang rentan terdampak krisis tersebut.
Sebagai contoh krisis kerusakan lingkungan yang tak terkendali yang berdampak pada pemanasan global yang semakin mengkhawatirkan serta dampak terhadap ketahanan pangan di berbagai negara.
Selain itu krisis energi fosil yang dipastikan semakin menipis karena terus menerus dieksploitasi, sehingga sudah saatnya keberadaan energi hijau digenjot menggantikan energi fosil.
Krisis penggunaan teknologi digital untuk kepentingan proxy war yang berdampak pada stabilitas lintas negara termasuk Indonesia. Salah satu dampak teknologi digital adalah menimbulkan polarisasi akibat informasi hoaks yang tidak bisa dibendung akibat digitalisasi.