Pemerataan Kesejahteraan Rakyat
Namun, sejatinya pertumbuhan ekonomi tersebut diharapkan selaras dengan pemerataan kesejahteraan masyarakat setempat. Bukankah masuknya investasi ke daerah ditujukan untuk kesejahteraan rakyat?Â
Keberadaan pondok sederhana di areal kebun yang dihuni sejumlah jiwa tentu terkesan kontradiktif dengan gelimang dolar yang dihasilkan dari produk fero nikel yang diekspor dari olahan smelter di Morowali Utara.
Bahwa masih ada yang menghuni pondok sederhana itu adalah sebuah keniscayaan. Namun, sejatinya dari pondok sederhana tersebut hendak terjawab peluang usaha komoditi pangan yang dibutuhkan karena kehadiran perusahaan nikel.Â
Tidak harus semua warga Morowali Utara berbondong-bondong menjadi tenaga kerja di smelter. Harus ada yang menjadi petani, peternak, atau juga nelayan.
Harus ada yang tinggal di pondok sederhana agar bisa mengelola lahan kebun untuk menghasilkan komoditi unggulan sekaligus menjaga keseimbangan ekologi di daerah tersebut.
Keberadaan pondok sederhana di Morowali Utara bukan bermaksud mengoreksi harapan kesejahteraan rakyat setempat dari kehadiran hilirisasi nikel di daerah tersebut. Juga bukan sebagai antitesa atas masuknya investasi smelter yang sudah menghasilkan gelimang dolar.Â
Keberadaan pondok sederhana itu adalah potret realitas yang hendak mengingatkan bahwa kehadiran hilirisasi nikel hendaknya turut berdampak utilisasi (manfaat) pada pemerataan kesejahteraan masyarakat serta kemajuan daerah yang ditandai kemantapan prasarana dan infrastruktur daerah.
Melihat program hilirisasi nikel akan bertahan hingga 20-30 tahun ke depan, pada waktunya pondok sederhana akan berganti menjadi rumah representatif yang layak huni. Saat itulah pemerataan kesejahteraan yang diharapkan sudah benar-benar terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H