Berlayar di Samudera Tantangan
Isu soal Kawasan Indo-Pasifik mencuat dalam KTT ke 43 ASEAN yang dihelat di Indonesia. Adapun aspek sttategis yang diangkat dalam pembahasan isu Kawasan Indo-Pasifik yakni penguatan kerja sama ekonomi dan keamanan.
Hal ini pula yang ditekankan Presiden Jokowi dalam kesempatan berbicara di Forum KTT. Di mana mengibaratkan ASEAN sebagai kapal yang tengah berlayar di samudra yang rawan gelombang dan tantangan.Â
Maka jangan sampai kapal ASEAN menjadi arena rivalitas yang saling menghancurkan. Sebaliknya menjadi ladang untuk menumbuhkan kerja sama yang menciptakan kemakmuran dan stabilitas bersama. Bukan saja bagi Kawasan, namun juga bagi dunia.
Tantangan masa depan yang semakin berat dihadapi ASEAN tentu bukan sekadar ucapan, jika melihat kecenderungan global yang terjadi saat ini. Yakni transisi enegi, transformasi digital, krisis ketahanan pangan, degradasi lingkungan, gangguan rantai pasok, perang dagang dan konflik global.
Komitmen negara ASEAN untuk tumbuh bersama dan maju bersama, tentu saja membutuhkan kesolidan untuk dapat bersama-sama mengatasi kecenderungan global tersebut.
Semakin solid dan kuat persatuan ASEAN, maka kecenderungan global sebagai gelombang tantangan akan dapat diatasi bersama. Demikian pula semakin banyak kerja sama dilakukan bersama negara-negara di luar ASEAN lewat berbagai forum ekonomi dan politik, maka target kesejahteraan dan kemakmuran akan mudah dicapai.
Dalam konteks geostrategis, wilayah ASEAN merupakan transisi antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, sebagai sebuah zona maritim penting dunia. Keberadaan Laut China Selatan dan Selat Malaka menjadi jalur perdagangan maritim paling sibuk di dunia.
Maka bisa dibayangkan jika rivalitas di Kawasan Indo-Pasifik memanas dan tidak tercipta stabilitas, maka akan berdampak langsung terhadap wilayah ASEAN yang menjadi jalur perdagangan maritim dunia.
Di mana rantai pasok akan terganggu. Ketahanan pangan dan logistik juga ikut terganggu. Maka ekonomi negara ASEAN akan terdampak signifikan. Satu hal yang tentu saja tidak diinginkan oleh ASEAN terjadi di Kawasan Indo-Pasifik.