Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Tantangan dan Upaya Memajukan Geliat Pariwisata di Sulteng

27 Juli 2023   12:27 Diperbarui: 28 Juli 2023   21:37 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Destinasi wisata Danau Poso yang memiliki pesona alam eksotis.(Dokumentasi pribadi)

Beberapa waktu lalu saat di Surabaya, saya bertemu wisatawan asal Jerman yang sedang traveling ke destinasi wisata di Pulau Jawa dan Bali. Dia menyukai destinasi wisata alam yang sudah diagendakan untuk dikunjungi.

Karena belum pernah berkunjung ke Pulau Sulawesi, maka saya sampaikan sejumlah destinasi wisata yang eksotis terutama di wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng). Seperti Kepulauan Togean, Danau Poso, Lembah Loire, Paralayang Wayu, Pantai Tanjung Karang dan destinasi lainnya.

Untuk meyakinkan dirinya, saya memperlihatkan postingan di kanal YouTube, termasuk dokumentasi pribadi destinasi yang sudah pernah saya kunjungi. Dia terkagum-kagum melihat keindahan panorama alam destinasi wisata di Sulteng.

 "Amazing," ujarnya. Dia pun tertarik jika traveling lagi ke Indonesia akan memasukkan agenda wisata ke Sulteng.  Saya berharap semoga dia masih hafal nama destinasi wisata di Sulteng, sehingga tidak lupa untuk traveling nantinya.

Potret keterbatasan informasi destinasi wisata di Pulau Sulawesi pada umumnya dan Sulteng pada khususnya, adalah realitas yang tak bisa dielakkan. Wisatawan asal Jerman tersebut, merupakan salah satu contohnya.

Walaupun tidak bisa digeneralisasi bahwa banyak wisatawan mancanegara buta terhadap keberadaan destinasi wisata di Pulau Sulawesi, namun setidaknya masih ada wisatawan yang memang tidak mengetahui sama sekali.

Soal minimnya informasi dan referensi terkait destinasi wisata di Pulau Sulawesi dan Sulteng pada khususnya, tentu menjadi tantangan dalam upaya mempromosikan destinasi wisata bagi kalangan wisatawan mancanegara.

Mengapa justru literasi wisata bagi wisatawan mancanegara masih berpusar di Pulau Bali dan Jawa. Padahal Pulau Sulawesi khususnya Sulteng juga punya destinasi yang eksotis, serta promosi wisata juga sudah gencar dilakukan sejak dulu.

Adakah yang salah dalam promosi wisata? Apakah sistem promosi yang belum dapat menjangkau secara luas dikalangan wisatawan mancanegara? Atau karena jejaring informasi dan promosi yang belum terbangun baik selama ini?

Destinasi wisata Sulteng punya panorana alam menarik.(Dokumentasi pribadi)
Destinasi wisata Sulteng punya panorana alam menarik.(Dokumentasi pribadi)

Pertanyaan di atas menjadi bahan kontemplasi bagi stakeholder dan praktisi pariwisata yang ada di Sulawesi dan Sulteng pada khususnya. Sekaligus juga bahan evaluasi, terkait skema dalam menggaet wisatawan datang berkunjung ke daerah.

Tentu kita meyakini berbagai terobosan sudah dilakukan oleh stakeholder pariwisata di daerah. Lewat promosi dan program yang bernas, guna menggaet wisatawan datang berkunjung.

Namun terpulang lagi kepada wisatawannya, apakah sudah mengetahui promosi wisata selama ini. Kalaupun sudah mengetahui, apakah punya minat dan tertarik untuk berwisata ke Sulawesi khususnya destinasi di Sulteng.

Sebagai warga daerah yang juga menulis artikel wisata, maka turut berkewajiban memperkenalkan destinasi yang ada di Sulteng. Khususnya bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yang belum memiliki literasi sama sekali.  

Ini sebagai wujud partisipasi dalam membantu daerah mempromosikan destinasi wisata. Syukur-syukur ada yang datang berkunjung ke Sulteng. Tentu kontribusinya akan dirasakan oleh masyarakat dan pelaku wisata di daerah.  

Kalender Event Wisata di Sulteng

Dinas Pariwisata Pemprov Sulteng sendiri untuk tahun 2023 ini sudah mempublikasi kalender event wisata yang disosialisasikan lewat akun media sosial maupun instrumen promosi wisata lainnya.

Di mana dari kalender wisata yang dimaksud sudah ada yang dihelat. Di antaranya Festival Lestari di Kabupaten Sigi, Festival Tampo Lore di Kabupaten Poso. Festival Durian di Parigi Moutong Serta Central Celebes Travel Fair 2923 di Kota Palu.

Beragan seni budaya sebagai salah satu daya tarik wisata di Sulteng. (Dokumentasi pribadi)
Beragan seni budaya sebagai salah satu daya tarik wisata di Sulteng. (Dokumentasi pribadi)

Tujuan dari kalender event wisata ini agar wisatawan punya preferensi terhadap event dan destinasi wisata yang akan dikunjungi di Sulteng. Serta bisa datang langsung untuk merasakan dan menikmati denyut event wisata tersebut.

Terkait dengan pelaksanaan festival wisata, sebagaimana sudah sering saya tuliskan, bahwa akan terlaksana tiga konsolidasi sekaligus. Yakni konsolidasi masyarakat (wisatawan), destinasi wisata, dan ekonomi.  

Artinya setiap pelaksanaan festival wisata, merupakan event yang sangat positif untuk memberikan impact signifikan bagi pelaku wisata dan daerah setempat, selaku pelaksana event festival.

Jika targetnya mendatangkan banyak wisatawan, maka promosi kalender event harus gencar dilakukan dan mencapai sasaran. Karena esensi dari event wisata adalah kehadiran wisatawan yang memberi impact (Dampak) bagi daerah.

Demikian pula untuk event Central Celebes Travel Fair 2023 di Kota Palu bulan Juni lalu, adalah sebuah terobosan positif dalam mempromosikan destinasi wisata. Sekaligus mendatangkan wisatawan sebanyaknya ke Sulteng.

Kita berharap event wisata ini dapat digelar secara kontinyu, demi eksistensi pariwisata di Sulteng. Yakni terjadinya konsolidasi wisatawan, destinasi wisata serta ekonomi bagi pelaku wisata dan daerah.

Mengingat Dinas Pariwisata ditahun 2023 ini, telah menargetkan 1,32 juta kunjungan wisatawan ke Sulteng. Baik wisatawan lokal, domestik maupun mancanegara. Target Ini jauh lebih sedikit dari target  Provinsi Sulsel sebanyak 10 juta wisatawan dan Provinsi Sultra 6,6 juta wisatawan.

Pertanyaannya, seberapa besar tingkat kehadiran wisatawan serta dari event wisata yang sudah dihelat. Karena jika merujuk pada akun media sosial maupun website Dinas Pariwisata Sulteng, tidak didapatkan informasi maupun data pasti, berapa jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara yang hadir.

Padahal dari data tersebut bisa menjadi tolak ukur untuk mengetahui tingkat kehadiran wisatawan pada setiap event wisata di Sulteng. Sekaligus seberapa besar minat kunjungan ke destinasi wisata dan impactnya buat daerah.

SI DEWI sebagai Promosi Wisata

Satu hal yang dilakukan Pemprov Sulteng lewat Dinas Pariwisata dalam mempromosikan destinasi wisata adalah lewat Sistem Informasi Desa Wisata disingkat SI DEWI.

Lewat SI DEWI diharapkan potensi desa wisata sekaligus destinasi wisata di Sulteng, menjadi referensi bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Serta menjawab keterbatasan informasi bagi wisatawan terkait keberadaan destinasi wisata di Sulteng.

Kesiapan sarana akomodasi di destinasi wisata Sulteng. (Dokumentasi pribadi)
Kesiapan sarana akomodasi di destinasi wisata Sulteng. (Dokumentasi pribadi)

Sebagaimana yang dikehendaki Dinas Pariwisata, bahwa ke depan SI DEWI akan menjadi referensi utama keberadaan desa wisata di Sulteng. Maka sosialisasi tentang SI DEWI ini perlu diintensifkan serta ditambahkan kapasitasnya.

Karena jika melihat rujukan yang ada di SI DEWI, informasi tentang desa wisata di Sulteng masih terbatas. Sementara keberadaan desa wisata di Sulteng cukup banyak dan potensial.  

Tentu semakin banyak informasi tentang desa wisata yang termuat dalam SI DEWI atau platform lainnya, maka lebih banyak lagi referensi diketahui. Dengan demikian preferensi bagi wisatawan untuk berkunjung memiliki alternatif pilihan.

Yang tak kalah penting adalah, informasi tentang skema 5 A pada desa wisata perlu lebih komplit. Yakni meliputi aspek Accsesibility (Akses transportasi), Accomodation (Penginapan), Attraction (Atraksi Seni Budaya), Activities (Kegiatan wisata) dan Amenities (Galery wisata/UMKM).

Bukan hanya untuk desa wisata, informasi yang komplit tentang skema 5A juga diperlukan bagi destinasi wisata lainnya. Dengan Informasi tersebut , maka wisatawan punya referensi soal skema 5A pada destinasi wisata di Sulteng.

Misalnya untuk aspek aksesibilitas atau akses transportasi. Wisatawan akan tahu jarak tempuh ke destinasi wisata, apa saja sarana transportasi yang digunakan serta besaran biaya (budget) yang harus disiapkan.

Karena harus diakui, soal aspek aksesibilitas ini menjadi salah satu kendala untuk menarik kunjungan wisatawan. Meliputi jarak tempuh serta akses sarana transportasi yang efisien menjangkau lokasi destinasi wisata.

Namun demikian kendala aksesibilitas tidak melulu menjadi penghambat bagi kunjungan wisatawan ke daerah. Lihatlah daerah Toraja, walaupun dari segi jarak cukup jauh dari Kota Makassar, namun animo kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara  cukup besar ke daerah tersebut.

Bisa dibilang Toraja adalah anomali terhadap aspek aksesibilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan. Pesona alam yang eksotis, tradisi budaya, dan hospitality ternyata mampu menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang berkunjung ke Toraja.  

Dari segi pesona alam, atraksi wisata dan hospitality, Sulteng sebenarnya tidak beda dengan Toraja, Bali dan destinasi wisata lainnya di Indonesia. Lalu mengapa kunjungan wisatawan ke Sulteng belum signifikan.

Inilah yang perlu menjadi bahan kontemplasi dalam upaya pengelolaan sektor pariwisata di Sulteng. Berbagai terobosan yang sudah dilakukan Dinas Pariwisata, pelaku usaha serta masyarakat sadar wisata dalam mempromosikan destinasi wisata di Sulteng patut diapresiasi.

Kalender event wisata sudah tersedia, demikian pula dengan sistem dan saluran informasinya, Namun demikian perlu effort (upaya) lebih dalam melakukan promosi wisata guna menarik banyaknya wisatawan yang datang berkunjung ke Sulteng.

Karena dengan semakin bergairahnya sektor pariwisata, maka akan turut serta mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun