Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Tantangan dan Upaya Memajukan Geliat Pariwisata di Sulteng

27 Juli 2023   12:27 Diperbarui: 28 Juli 2023   21:37 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesiapan sarana akomodasi di destinasi wisata Sulteng. (Dokumentasi pribadi)

Kesiapan sarana akomodasi di destinasi wisata Sulteng. (Dokumentasi pribadi)
Kesiapan sarana akomodasi di destinasi wisata Sulteng. (Dokumentasi pribadi)

Sebagaimana yang dikehendaki Dinas Pariwisata, bahwa ke depan SI DEWI akan menjadi referensi utama keberadaan desa wisata di Sulteng. Maka sosialisasi tentang SI DEWI ini perlu diintensifkan serta ditambahkan kapasitasnya.

Karena jika melihat rujukan yang ada di SI DEWI, informasi tentang desa wisata di Sulteng masih terbatas. Sementara keberadaan desa wisata di Sulteng cukup banyak dan potensial.  

Tentu semakin banyak informasi tentang desa wisata yang termuat dalam SI DEWI atau platform lainnya, maka lebih banyak lagi referensi diketahui. Dengan demikian preferensi bagi wisatawan untuk berkunjung memiliki alternatif pilihan.

Yang tak kalah penting adalah, informasi tentang skema 5 A pada desa wisata perlu lebih komplit. Yakni meliputi aspek Accsesibility (Akses transportasi), Accomodation (Penginapan), Attraction (Atraksi Seni Budaya), Activities (Kegiatan wisata) dan Amenities (Galery wisata/UMKM).

Bukan hanya untuk desa wisata, informasi yang komplit tentang skema 5A juga diperlukan bagi destinasi wisata lainnya. Dengan Informasi tersebut , maka wisatawan punya referensi soal skema 5A pada destinasi wisata di Sulteng.

Misalnya untuk aspek aksesibilitas atau akses transportasi. Wisatawan akan tahu jarak tempuh ke destinasi wisata, apa saja sarana transportasi yang digunakan serta besaran biaya (budget) yang harus disiapkan.

Karena harus diakui, soal aspek aksesibilitas ini menjadi salah satu kendala untuk menarik kunjungan wisatawan. Meliputi jarak tempuh serta akses sarana transportasi yang efisien menjangkau lokasi destinasi wisata.

Namun demikian kendala aksesibilitas tidak melulu menjadi penghambat bagi kunjungan wisatawan ke daerah. Lihatlah daerah Toraja, walaupun dari segi jarak cukup jauh dari Kota Makassar, namun animo kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara  cukup besar ke daerah tersebut.

Bisa dibilang Toraja adalah anomali terhadap aspek aksesibilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan. Pesona alam yang eksotis, tradisi budaya, dan hospitality ternyata mampu menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang berkunjung ke Toraja.  

Dari segi pesona alam, atraksi wisata dan hospitality, Sulteng sebenarnya tidak beda dengan Toraja, Bali dan destinasi wisata lainnya di Indonesia. Lalu mengapa kunjungan wisatawan ke Sulteng belum signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun